Utang luar negeri Indonesia kembali menanjak tajam di kuartal I-2025, mencapai angka fantastis: USD 430,4 miliar atau setara Rp7.101,5 triliun (kurs Rp16.529/USD). Lonjakan ini, menurut rilis resmi Bank Indonesia (BI) pada Kamis (15/5/2025), menunjukkan pertumbuhan tahunan sebesar 6,4%, melampaui pertumbuhan 4,3% pada kuartal sebelumnya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan peningkatan ini didorong oleh sektor publik. Utang luar negeri pemerintah sendiri naik menjadi USD 206,9 miliar, tumbuh 7,6% (yoy). Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pinjaman dan investasi asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional. Pemerintah memastikan pengelolaan utang dilakukan secara hati-hati dan transparan untuk menunjang pembangunan.

Berbeda dengan sektor publik, utang luar negeri sektor swasta justru mengalami penurunan 1,2%, berada di angka USD 195,5 miliar. Sektor industri pengolahan, jasa keuangan, listrik dan gas, serta pertambangan menjadi penyumbang utama utang swasta.

Related Post
Meskipun jumlahnya mengkhawatirkan, BI dan pemerintah meyakinkan publik bahwa struktur utang luar negeri Indonesia masih tergolong sehat. Rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat 30,6%, dengan mayoritas merupakan utang jangka panjang. Kedua lembaga ini berkomitmen untuk menjaga stabilitas ULN guna mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Namun, pertanyaan besar tetap menggantung: apakah lonjakan utang ini masih dalam batas aman dan terkendali? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.
Leave a Comment