Jakarta, mediaseruni.co.id – Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) membawa suara lantang pekerja Indonesia ke panggung internasional dalam Konferensi Buruh Internasional (ILO) 2025 di Geneva, Swiss. Delegasi buruh menyuarakan lima isu krusial yang mendesak perhatian global, mulai dari nasib pekerja digital yang rentan eksploitasi hingga perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang komprehensif.
Ketua Umum KSPSI, Moh Jumhur Hidayat, mengungkapkan bahwa seluruh aspirasi yang diperjuangkan delegasi Indonesia telah diakomodasi dalam forum bergengsi tersebut. Salah satu poin utama yang disoroti adalah status pekerja platform digital yang dinilai masih jauh dari kata layak.
"Seratus persen buruh di seluruh dunia mendambakan kemerdekaan dan pengakuan sebagai pekerja yang sesungguhnya," tegas Jumhur, Senin (16/6/2025).
Related Post
Selain itu, KSPI juga mengangkat isu pekerja laut yang kerap menghadapi kesulitan saat berada di darat. Mereka menuntut kebebasan keluar kapal tanpa visa, jaminan asuransi yang jelas, serta kewajiban repatriasi dari negara jika terdampar.
Perlindungan K3 dari dampak biologis bagi pekerja juga menjadi perhatian serius. KSPI mendesak adanya regulasi yang lebih ketat untuk melindungi pekerja dari risiko kesehatan akibat paparan biologis di tempat kerja.
Formalisasi pekerja informal menjadi agenda penting lainnya. KSPI menekankan perlunya peran negara dalam memberikan perlindungan dan jaminan sosial bagi pekerja informal yang selama ini seringkali terabaikan.
Terakhir, KSPI juga memberikan dukungan penuh terhadap pengakuan Palestina sebagai negara berdaulat di forum internasional.
Leave a Comment