Jakarta (mediaseruni.co.id) – Indonesia dikenal sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia, bak "raja nikel" yang disegani. Namun, di balik potensi menggiurkan ini, industri nikel nasional menyimpan tantangan krusial yang tak boleh diabaikan.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, menekankan bahwa prospek industri nikel Indonesia sebenarnya sangat cerah. Dorongan hilirisasi nikel oleh pemerintah serta perkembangan pesat industri kendaraan listrik (EV) menjadi angin segar bagi sektor ini.
"Dengan penguasaan cadangan nikel dunia dan kebutuhan nikel sebagai komponen utama baterai EV, prospeknya sangat menjanjikan," ujar Komaidi kepada mediaseruni.co.id.

Related Post
Namun, Komaidi mengingatkan bahwa aktivitas pertambangan nikel wajib berpegang pada kaidah yang berlaku, terutama terkait pengelolaan dampak lingkungan.
Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, total cadangan bijih nikel Indonesia per tahun 2024 mencapai 5,913 miliar ton. Angka ini terdiri dari 3,818 miliar ton cadangan terkira dan 2,095 miliar ton cadangan terbukti.
Jika produksi bijih nikel per tahun diasumsikan sebesar 173 juta ton (sama seperti data tahun 2024), maka umur cadangan bijih nikel Indonesia hanya tersisa sekitar 34 tahun lagi. Fakta ini menjadi pengingat penting tentang perlunya pengelolaan sumber daya nikel yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.









Tinggalkan komentar