Bank Rakyat Indonesia (BRI) punya strategi jitu menjaga kualitas kredit UMKM di tengah ancaman perlambatan ekonomi. Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom, mengungkapkan perusahaan secara proaktif melakukan penataan ulang kerangka manajemen risiko. Langkah ini bertujuan menciptakan keseimbangan dan pengawasan yang lebih efektif bagi unit bisnis, terutama di segmen UMKM yang menyumbang 81,9% dari total portofolio kredit BRI.
Bukan hanya sekadar penataan organisasi, BRI juga memperkuat mitigasi risiko dengan fokus pada risiko ritel, grosir, IT, dan digital. Peningkatan kapasitas SDM, baik kompetensi maupun jumlah personel, juga menjadi prioritas. Sistem kredit scoring dan rating pun diperbaiki agar lebih granular, mampu membedakan risiko berdasarkan sektor ekonomi dan wilayah. Sistem deteksi kecurangan dan peringatan dini juga terus dievaluasi.

Strategi kunci lainnya adalah pendekatan pertumbuhan yang selektif. BRI memilih untuk tumbuh secara terukur demi keberlanjutan bisnis, khususnya dalam menghadapi potensi perlambatan konsumsi rumah tangga. Monitoring ketat dan sistem peringatan dini diterapkan untuk memantau kondisi nasabah dan mengantisipasi potensi masalah.

Related Post
BRI juga tak melupakan sisi pemberdayaan UMKM. Program-program seperti Desa Brilian, Klasterku Hidupku, dan Rumah UMKM menjadi bukti komitmen BRI untuk tidak hanya memberikan akses pembiayaan, tetapi juga pelatihan usaha, literasi keuangan, dan pendampingan. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas usaha UMKM, mendorong mereka naik kelas, dan menjadi lebih tangguh menghadapi tantangan ekonomi. Dengan strategi komprehensif ini, BRI optimis dapat menjaga kualitas kredit UMKM dan berkontribusi pada stabilitas ekonomi nasional.
Leave a Comment