Jakarta, mediaseruni.co.id – Ketegangan geopolitik antara Iran dan Amerika Serikat (AS) terus membara, memicu kekhawatiran akan konflik global. Di balik retorika politik, tersembunyi persaingan sengit atas sumber daya alam yang vital: minyak bumi. Siapa sebenarnya yang lebih kaya dalam "perang" sumber daya ini?
AS saat ini memimpin sebagai produsen minyak mentah terbesar di dunia, dengan perkiraan produksi mencapai lebih dari 13,4 juta barel per hari pada tahun 2025, menurut data US Energy Information Administration (EIA). Peningkatan produksi ini didorong oleh aktivitas di Cekungan Permian dan Teluk Meksiko.

Sebagai perbandingan, cadangan minyak terbukti AS pada akhir tahun 2021 mencapai 44,4 miliar barel, belum termasuk cadangan minyak strategis. Namun, cadangan minyak strategis AS kini berada di angka 394,4 juta barel setelah penjualan besar-besaran di era pemerintahan Biden.

Related Post
Lalu, bagaimana dengan Iran? Meskipun data produksi dan cadangan minyak Iran tidak setransparan AS, negara ini dikenal memiliki cadangan minyak mentah terbesar keempat di dunia. Potensi Iran sebagai pemain utama di pasar energi global tidak bisa diabaikan.
Persaingan antara Iran dan AS bukan hanya tentang volume produksi atau cadangan. Lebih dari itu, ini adalah perebutan pengaruh geopolitik dan kontrol atas sumber daya yang sangat penting bagi ekonomi dunia. Siapa yang akan keluar sebagai pemenang dalam "perang" tersembunyi ini? Waktu yang akan menjawab.
Leave a Comment