Pemerintah RI Intensif Melacak Eks DPRD Indramayu yang Terjebak di Myanmar

Sahrul

Dugaan penyiksaan terhadap Robiin, mantan anggota DPRD Indramayu, telah memicu respons dari pemerintah daerah. Saat ini, pemerintah sedang berusaha keras untuk menemukan lokasi keberadaan Robiin di Myanmar.

Asep Kurniawan, Kepala Bidang Penempatan Kerja Disnakertrans Indramayu, menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen untuk membantu pemulangan Robiin. Untuk itu, upaya koordinasi, baik secara lisan maupun formal, dilakukan secara intensif dengan berbagai pihak terkait.

“Bersurat langsung dengan KBRI, Kemenlu, mungkin dengan BP2MI, Kemnaker mungkin secara by phone sudah saya koordinasi nanti,” kata Asep, Jumat (11/10/2024).

Robiin diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Disnakertrans Indramayu menyatakan bahwa mereka menghadapi tantangan dalam menuntut pertanggungjawaban pelaku, mengingat peristiwa tersebut terjadi di luar negeri. Selain itu, informasi mengenai lowongan kerja yang mendorong Robiin untuk pergi ke luar negeri berasal dari media sosial, bukan dari agen individu atau perusahaan penyalur yang resmi.

“Betul itu nomor dari Thailand ya. Nah ini sulit. Kalau mungkin orang sini mungkin kita bisa telusuri. Tapi karena medsos yang secara keluarga sendiri nggak banyak mengetahui,” terang Asep.

Untuk saat ini kata Asep, pemerintah daerah lebih memfokuskan upaya pencarian lokasi sekaligus evakuasi para korban di Myanmar. “Kita fokus pemulangan dulu. Ini jangan sampai terulang kembali, karena sebenarnya ini di info nasional sudah ramai sekali dan sudah ditindaklanjuti dengan cepat,” pungkasnya.

Menurut berita terbaru, Robiin, yang nekat berangkat ke Thailand dengan bermodalkan informasi lowongan kerja dari media sosial, kini terjebak di Myanmar. Di sana, ia tidak hanya mengalami penyiksaan, tetapi juga bersama teman-temannya sempat dijual kepada sebuah perusahaan. Saat ini, Robiin dipaksa untuk bekerja sebagai penipu online.

“Ini masih dugaan ya ada yang disebut penipuan. Tapi konteksnya dari mulai mekanisme sudah terlihat ini tidak sesuai prosedur apalagi ada penyiksaan ada eksploitasi, ini sudah masuk,” ujarnya.

Also Read

Tags