Tom Lembong, seorang kawan karib dari Anies Baswedan, sekali lagi menghidupkan kembali istilah ‘resistance blue’ dalam unggahan terbarunya di Instagram pada Senin, 16 September 2024. Melalui platform media sosial itu, Lembong tidak hanya membagikan frasa ini, tetapi juga membangkitkan semangat yang terkandung di dalamnya, seolah mengisyaratkan adanya gerakan perlawanan yang akan segera bergema. ‘Resistance blue’, yang secara harfiah dapat diartikan sebagai “perlawanan biru”, mungkin melambangkan solidaritas dan perubahan yang akan datang, mengajak pengikutnya untuk bersiap menghadapi kejutan di dunia politik.
Tom Lembong membuat postingan ini seiring dengan semakin intensifnya aktivitas Anies Baswedan yang giat berkeliling ke berbagai daerah, termasuk di Jakarta, untuk bertemu dengan para pendukung setianya. Langkah Anies ini tampaknya menjadi bagian dari upaya memperkuat dukungan di akar rumput, sambil mengonsolidasikan kekuatan menjelang fase penting dalam karier politiknya. Postingan Lembong seolah menambahkan lapisan simbolis, mengisyaratkan bahwa kegiatan Anies bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan bagian dari strategi besar yang mungkin diwarnai dengan elemen kejutan atau perubahan signifikan.
“Apakah Pak Anies akan mendirikan Partai Politik Baru, atau Organisasi Masyarakat? Mungkin pimpin sebuah Gerakan?”
“Kalau tertarik kabar terkini diskusi yg sedang berjalan di Team Pak Anies, silakan nonton penjelasan saya di Podcast Pedjuang yg akan terbit dalam waktu dekat… (hmm, baru sadar kalau emoji ini pakai baju warna Resistance Blue),”
Demikian tulis Tom Lembong di akun Instagramnya, @tomlembong, sambil memamerkan kaus polo berwarna biru yang ia kenakan dalam sebuah video pendek yang menyertai caption tersebut. Dengan gaya yang santai namun penuh makna, warna biru pada kausnya tampaknya menjadi simbol tersendiri, seolah ingin mempertegas pesan “resistance blue” yang ia gaungkan. Video itu, meskipun singkat, menyiratkan isyarat visual dan verbal yang mengundang spekulasi lebih lanjut tentang pesan dan rencana di balik unggahan tersebut.
Istilah ‘Resistance Blue’ pertama kali digaungkan oleh Tom Lembong di akun Instagramnya pada awal bulan ini, tepatnya Senin, 2 September 2024, setelah Anies Baswedan secara resmi gagal maju dalam Pemilihan Gubernur Jakarta. Unggahan tersebut muncul sebagai reaksi terhadap kegagalan tersebut, dengan ‘Resistance Blue’ seolah menjadi simbol perlawanan dan semangat untuk terus berjuang. Lembong menggunakan frasa ini untuk membangkitkan momentum baru di tengah kekecewaan pendukung Anies, menciptakan harapan bahwa perjuangan politik belum berakhir, melainkan bertransformasi ke arah yang lebih besar dan tak terduga.
Pada saat itu, melalui akun Instagram @tomlembong, Tom Lembong membagikan dua foto kolase dirinya yang ditempatkan berdampingan dalam satu postingan.
Dalam foto kolase tersebut, gambar di sebelah kiri menampilkan Tom Lembong mengenakan kemeja berwarna biru muda, sedangkan di sebelah kanan ia terlihat memakai kemeja biru yang lebih gelap. Perbedaan warna ini seolah mencerminkan simbolisme tersendiri, menambah lapisan makna pada pesan yang ingin disampaikannya melalui unggahan tersebut.
Menyertai postingan tersebut, Tom Lembong menuliskan caption yang berbunyi:
Oligarki Blue atau Resistance Blue? Rasanya pilihannya jelas yah… Selamat hari Senin, semuanya…
Oligarchy Blue or Resistance Blue? I think the choice is clear… Happy Monday everyone…
Pada saat itu, Tom Lembong tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai makna di balik istilah ‘Oligarchy Blue’ dan ‘Resistance Blue’ dalam unggahannya di akun Instagram. Kedua frasa tersebut dibiarkan tanpa konteks, memicu spekulasi dari para pengikutnya mengenai maksud dan pesan tersembunyi yang ingin ia sampaikan melalui simbolisme warna biru tersebut.
Publik sudah menyadari bahwa Tom Lembong merupakan salah satu sahabat dekat Anies Baswedan. Kedekatan mereka sering terlihat dalam berbagai kesempatan, dan Lembong kerap mendukung serta memberikan sinyal-sinyal strategis terkait langkah politik Anies melalui unggahan di media sosial. Hal ini semakin memperkuat spekulasi bahwa setiap pesan yang disampaikan Lembong sering kali mencerminkan gerakan atau rencana besar Anies di panggung politik.
Dia juga merupakan salah satu arsitek utama di balik mesin politik Anies saat berupaya maju dalam Pilkada Jakarta 2024. Namun, usaha tersebut terhambat oleh berbagai tekanan politik yang datang dari sejumlah partai, seperti Nasdem, PKB, dan PKS, yang sebelumnya menunjukkan dukungan. Situasi ini menggambarkan tantangan yang dihadapi dalam meraih dukungan politik, serta dinamika yang kompleks di dalam dunia perpolitikan.
Tom Lembong juga berperan aktif dalam melakukan lobi dengan partai politik untuk memuluskan langkah Anies maju dalam Pilkada Jakarta. Salah satu momen penting terjadi ketika PDIP menunjukkan ketertarikan untuk mendukung Anies, tetapi sayangnya, kesempatan itu tidak terwujud dan akhirnya pupus. Perannya dalam menjalin komunikasi dengan berbagai partai mencerminkan upaya maksimal yang dilakukan untuk memastikan Anies mendapatkan dukungan yang dibutuhkan, meskipun harus menghadapi kenyataan pahit di tengah dinamika politik yang kompleks.
Tom Lembong Sang Penyusun Konsep Visi-Misi Anies Baswedan di Pilgub Jakarta
Tom Lembong adalah sosok yang merumuskan visi dan misi Anies Baswedan untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah Daerah Khusus Jakarta. Namun, meskipun telah menyusun rencana yang matang, Anies akhirnya batal maju karena tidak ada partai politik yang secara serius bersedia menjadi kendaraan politiknya. Situasi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam proses politik, di mana dukungan partai menjadi elemen krusial dalam mewujudkan ambisi politik seorang calon.
Tom Lembong memamerkan draft visi dan misi Anies Baswedan untuk maju dalam Pilkada Jakarta yang telah disusunnya bersama tim. Foto tersebut diunggah di akun Instagram @tomlembong, memperlihatkan upaya kolaboratif dalam merancang strategi politik yang diharapkan dapat membawa perubahan di ibu kota. Unggahan ini tidak hanya menunjukkan komitmen Lembong terhadap Anies, tetapi juga memberikan gambaran tentang aspirasi dan rencana yang lebih besar untuk masa depan Jakarta.
Dalam sebuah postingan yang diunggah pada 13 Agustus 2024, Tom Lembong membagikan tiga slide foto yang menunjukkan aktivitas dirinya bersama tim Anies Baswedan dalam menyusun draft naskah berjudul ‘ABW Calon Gubernur DKJ 2024.’ Foto-foto tersebut menangkap momen kolaboratif mereka, menggambarkan dedikasi dan kerja keras dalam merumuskan strategi yang diharapkan dapat mengarahkan Anies menuju pencalonan sebagai Gubernur Daerah Khusus Jakarta. Unggahan ini memberikan wawasan tentang proses kreatif di balik penyusunan visi dan misi politik.
Draft tersebut memuat visi dan misi Anies Baswedan jika diberikan kepercayaan untuk memimpin Jakarta. Terdiri dari dua paragraf visi yang ditulis dengan singkat dan jelas, dokumen ini bertujuan untuk menyampaikan cita-cita besar Anies bagi ibu kota. Selain itu, terdapat beberapa paragraf yang merinci empat misi utama Anies, yang menggambarkan langkah-langkah konkret yang akan diambil untuk mewujudkan visinya. Penyajian yang padat dan terfokus ini menunjukkan komitmen Anies untuk menciptakan perubahan positif bagi masyarakat Jakarta.
Aktivitas Anies Baswedan Makin Intens ke Daerah
Adapun Anies Baswedan, aktivitasnya semakin intensif dengan kunjungan ke berbagai daerah, terutama dalam menjalin pertemuan dengan sejumlah konstituennya. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk mendengar aspirasi dan kebutuhan masyarakat, tetapi juga untuk memperkuat hubungan dan membangun dukungan menjelang langkah-langkah politik selanjutnya. Kehadiran Anies di tengah masyarakat mencerminkan upayanya untuk terhubung langsung dengan basis pendukungnya, menunjukkan bahwa ia tetap berkomitmen pada partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan.
Contohnya, empat hari yang lalu, Anies bertemu dengan sejumlah anak muda di kawasan Halte Bundaran HI. Dalam pertemuan tersebut, para pemuda itu mengajak Anies untuk berfoto bersama, menciptakan momen yang menggambarkan kedekatan dan antusiasme generasi muda terhadap sosoknya. Interaksi ini tidak hanya menunjukkan dukungan yang kuat dari kalangan anak muda, tetapi juga menciptakan citra positif Anies sebagai sosok yang mudah dijangkau dan peduli terhadap aspirasi mereka.
Sehari sebelumnya, Anies mengunggah kegiatan yang dilakukannya di Kota Tegal, termasuk momen ketika ia mengunjungi kedai sate kambing muda Wendy’s. Dalam postingannya, Anies memuji cita rasa sate yang disajikan di kedai tersebut, menunjukkan apresiasinya terhadap kuliner lokal. Unggahan ini tidak hanya memberikan gambaran tentang kunjungannya, tetapi juga menyoroti keinginannya untuk mendukung usaha kecil dan menciptakan keterhubungan dengan masyarakat setempat melalui pengalaman kuliner.
Anies juga hadir di Yogyakarta sebagai pembicara dalam talkshow bertajuk “Anies Baswedan Kembali ke Jogja.” Dalam kesempatan tersebut, ia menjadi pembicara utama dalam acara diskusi yang mengangkat tema “Demokrasi dalam Genggaman: Kepemimpinan Anak Muda di Era Digital,” yang dihadiri oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Keterlibatannya dalam acara ini menunjukkan komitmennya untuk menginspirasi generasi muda dan mendorong partisipasi aktif mereka dalam proses demokrasi, serta menekankan pentingnya kepemimpinan yang adaptif di tengah kemajuan teknologi.
Anies sebelumnya menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan pernah menjabat sebagai Ketua Senat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UGM pada tahun 1992, sebelum fakultas tersebut bertransformasi menjadi Bisnis dan Manajemen (BPM) FEB UGM. Pengalamannya di UGM tidak hanya memperkuat ikatan emosionalnya dengan institusi tersebut, tetapi juga memberikan landasan yang kuat bagi kariernya di dunia politik dan pemerintahan. Keterlibatannya sebagai pembicara di acara-acara kampus mencerminkan rasa tanggung jawabnya untuk memberi inspirasi dan dukungan kepada generasi penerus.
Beberapa hari lalu, saat momen Car Free Day yang diadakan pada akhir pekan di Jakarta, Anies terlihat bertemu dengan sejumlah pendukungnya. Dalam suasana santai tersebut, ia berinteraksi langsung dengan para penggemarnya, menciptakan momen kebersamaan yang hangat. Pertemuan ini tidak hanya memperkuat hubungan emosional antara Anies dan pendukungnya, tetapi juga menunjukkan komitmennya untuk tetap terhubung dengan masyarakat di tengah kesibukan aktivitas politiknya.
Dalam momen tersebut, Anies juga berkesempatan bertemu dengan calon gubernur Jakarta, Pramono Anung, yang kebetulan sedang berolahraga di acara Car Free Day. Pertemuan ini memberikan nuansa positif, menunjukkan bahwa meskipun berada di jalur politik yang berbeda, mereka masih dapat saling menghormati dan berinteraksi dalam suasana yang santai. Momen ini juga mencerminkan semangat kebersamaan dan kesehatan yang diusung oleh acara Car Free Day, sekaligus menegaskan pentingnya menjaga hubungan baik antar calon pemimpin di Jakarta.