Platform media sosial sedang dihebohkan oleh kabar yang menyebutkan bahwa Penjabat (PJ) Bupati Brebes, Iwanuddin Iskandar, diduga terkena infeksi Monkeypox (Mpox), atau yang lebih dikenal dengan sebutan cacar monyet. Berita ini awalnya muncul dari sebuah pesan berantai di grup WhatsApp, yang kemudian dengan cepat menyebar bak api yang disiram bensin, menyulut kehebohan di kalangan masyarakat dan menjadi viral. Isu ini pun seakan berlari tanpa kendali, menyebar dari satu perangkat ke perangkat lainnya, memicu diskusi di berbagai platform digital.
Kabar tak menyenangkan itu segera memicu kekhawatiran di tengah masyarakat, khususnya warga Brebes. Hal ini wajar, mengingat cacar monyet atau Mpox saat ini menjadi momok yang menghantui warga Indonesia. Seperti bayangan gelap yang mengintai dari kejauhan, penyakit tersebut terus menimbulkan kecemasan karena sifatnya yang menular dan potensi penyebarannya yang meluas. Keresahan warga semakin bertambah karena informasi yang simpang siur, membuat situasi menjadi tidak menentu.
Jadi, apakah benar berita yang beredar bahwa PJ Bupati Brebes terinfeksi cacar monyet?
Merespons isu yang beredar, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Dinkominfotik) Brebes, Tatag Koes Adianto, menegaskan bahwa informasi terkait Penjabat (PJ) Bupati Brebes yang disebut-sebut terinfeksi cacar monyet adalah tidak benar, atau dalam bahasa yang lebih umum dikenal sebagai hoaks. Ia memastikan bahwa berita ini tidak memiliki dasar fakta yang kuat, melainkan hanyalah kabar burung yang tersebar tanpa validasi. Ibarat kabut tipis di pagi hari yang tampak nyata namun segera hilang seiring terbitnya matahari, berita ini hanyalah ilusi yang menyesatkan publik.
“Informasi yang tersebar di WA dan medsos yang menyebut Pj Bupati Brebes terserang cacar monyet atau Monkeypox adalah tidak benar,” ujar Tatag, Sabtu (7/9).
Tatag kemudian mengimbau masyarakat agar tidak dengan mudah mempercayai informasi yang beredar, terutama jika informasi tersebut tidak didukung oleh sumber yang kredibel dan jelas. Ia menekankan pentingnya menyaring setiap berita, seperti memilih biji-biji beras yang baik dari sekamnya, agar tidak terseret oleh isu-isu yang menyesatkan. Dalam era digital yang serba cepat ini, di mana berita dapat menyebar secepat kilat, Tatag mengingatkan pentingnya sikap kritis dan bijak dalam menerima informasi.
“Saring sebelum sharing,” ucap dia.
Pernyataan Tatag tersebut turut diperkuat oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Brebes, Ineke Tri Sulistyowaty. Ia dengan tegas menyatakan bahwa kabar mengenai Penjabat (PJ) Bupati Brebes yang diklaim terinfeksi cacar monyet adalah hoaks. Menurut Ineke, informasi ini sama sekali tidak memiliki dasar medis atau fakta yang bisa dipercaya, layaknya gelembung sabun yang menghilang begitu disentuh hanya spekulasi tanpa kebenaran.
Di sisi lain, Ineke juga memberikan pembaruan mengenai perkembangan pasien yang diduga suspect Mpox dan saat ini tengah menjalani perawatan di RSUD Brebes. Ia menjelaskan bahwa kondisi pasien tersebut masih dalam pemantauan medis dan pemeriksaan lanjutan sedang dilakukan untuk memastikan diagnosis. Seperti teka-teki yang belum terpecahkan, status kesehatan pasien ini masih menunggu hasil konfirmasi, dan seluruh prosedur kesehatan telah diterapkan dengan ketat untuk mencegah potensi penyebaran penyakit.
“Setelah menjalani pemeriksaan dokter spesialis kulit, pasien diketahui hanya menderita cacar air atau varicella,” ujar dia.
Ineke juga mengungkapkan bahwa pasien yang diduga suspect Mpox telah diperbolehkan pulang pada Jumat (6/9/2024) setelah menjalani perawatan di RSUD Brebes. Ia menegaskan bahwa, hingga saat ini, tidak ada laporan mengenai penularan cacar monyet dari pasien tersebut ke orang lain. Kondisi ini memberikan sedikit angin segar, menunjukkan bahwa langkah-langkah pencegahan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit berjalan efektif, dan masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan.