Penampakan Sturgeon Raksasa, Ikan Purba sejak Zaman Dinosaurus

Sahrul

Platform media sosial X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, tengah geger dengan munculnya sebuah video yang memperlihatkan penampakan ikan sturgeon raksasa. Seolah menjadi bintang di panggung maya, rekaman tersebut menarik perhatian banyak pengguna, menggugah rasa penasaran dan kekaguman terhadap makhluk purba yang jarang terlihat ini. Video ini seakan menghidupkan kembali misteri lautan, menyajikan tontonan yang tak hanya menghibur, tetapi juga mendidik tentang keberadaan ikan-ikan yang telah melintasi zaman.

Rekaman tersebut diunggah oleh akun @AMAZINGNATURE pada Rabu, 25 September 2024. Dalam video berdurasi 13 detik itu, terlihat seekor ikan yang diyakini sebagai sturgeon muncul ke permukaan setelah terjerat oleh kail pancing di salah satu sungai di Kanada. Momen menegangkan ini tak hanya menyuguhkan keindahan alam, tetapi juga menyoroti interaksi antara manusia dan makhluk hidup yang menghuni perairan, memberikan gambaran tentang kehidupan liar yang sering kali tidak terlihat di balik kedalaman sungai.

“Ikan sturgeon raksasa di Kanada,” tulis pengunggah.

Video tersebut berhasil menarik perhatian banyak warganet, mencapai total penayangan sebanyak 2,6 juta kali. Selain itu, video ini juga mendapatkan 30.000 likes dan telah dibagikan ulang oleh setidaknya 3.000 pengguna.

Banyak warganet yang merasa terkejut dengan penampakan ikan raksasa ini. Beberapa di antara mereka menganggap ikan tersebut menakutkan, sementara yang lain membandingkannya dengan ikan paus dan hiu. Reaksi beragam ini mencerminkan ketakjuban dan rasa ingin tahu yang ditimbulkan oleh kemunculan makhluk laut yang langka ini.

Penampakan ikan sturgeon raksasa

Berdasarkan penelusuran, video tersebut direkam oleh Yves Bisson, seorang pemandu wisata yang mengkhususkan diri dalam memancing ikan sturgeon di Sungai Fraser, yang terletak di British Columbia, Kanada. Keterlibatan Yves dalam kegiatan ini menambah nilai informasi pada video, mengingat ia memiliki pengalaman langsung dalam berinteraksi dengan makhluk purba tersebut di habitat aslinya.

Video tersebut diunggah ke akun Instagram miliknya, @yvesbissonsturgeonco, pada 25 Desember 2022. Melalui unggahan ini, Yves membagikan momen langka yang menggambarkan keindahan dan keajaiban dari ikan sturgeon, sekaligus memberikan wawasan tentang pengalaman memancing di perairan alami yang kaya akan kehidupan.

Ikan sturgeon berukuran besar ternyata telah muncul beberapa kali di Sungai Fraser. Salah satu momen yang pernah menjadi viral terjadi pada 16 Maret 2022, ketika Yves Bisson berhasil menangkap seekor sturgeon yang mengesankan dengan panjang mencapai tiga meter dan berat 272 kilogram. Penangkapan ini menarik perhatian banyak orang dan menjadi bukti betapa megahnya makhluk purba ini, serta menyoroti kekayaan hayati yang ada di sungai tersebut.

Dilansir dari Newsweek (16/3/2022), ikan tersebut merupakan jenis sturgeon putih dan diperkirakan berusia 100 tahun. Bisson mengungkapkan bahwa ikan itu telah dikembalikan lagi ke sungai.

“Saya telah memanccing lebih dari 22.000 sturgeon dan ini adalah salah satu yang tidak akan pernah saya lupakan. Kami hanya bisa menandainya, jadi mungkin tidak pernah tertangkap,” ujar dia.

Hal ini disebabkan adanya undang-undang di Kanada yang mengharuskan para pemancing untuk melepaskan kembali spesies ikan yang terancam punah. Peraturan ini bertujuan untuk melindungi populasi ikan, termasuk sturgeon, agar tetap lestari dan dapat terus berkontribusi pada ekosistem perairan. Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan keberadaan ikan-ikan langka dapat terjaga untuk generasi mendatang.

Selain Yves Bisson, pada Agustus 2022, sejumlah pemancing lainnya juga berhasil menangkap sturgeon berukuran jumbo, yang memiliki panjang lebih dari 3,3 meter dan lingkar mencapai 140 sentimeter. Penemuan ini semakin menambah catatan menarik mengenai keberadaan ikan raksasa di Sungai Fraser, sekaligus menunjukkan bahwa sungai ini memang kaya akan spesies ikan purba yang menakjubkan.

Mengenal ikan sturgeon

Sturgeon adalah ikan purba yang diyakini telah ada sejak era dinosaurus, khususnya pada Periode Jurassic sekitar 201 hingga 145 juta tahun yang lalu. Keberadaannya yang bertahan selama jutaan tahun menjadikannya salah satu spesies paling primitif di dunia, memberikan gambaran tentang kehidupan di lautan pada masa lalu dan menjadikannya sebagai saksi bisu dari perubahan besar yang terjadi di planet ini.

Berdasarkan informasi dari Britannica, sturgeon termasuk dalam keluarga Acipenseridae dan terdiri dari 29 spesies. Di antara spesies-spesies tersebut, terdapat dua yang cukup dikenal, yaitu sturgeon putih (Acipenser transmontanus) dan sturgeon hijau (A. medirostris). Keanekaragaman spesies ini menunjukkan adaptasi yang luar biasa terhadap berbagai lingkungan perairan, menjadikan sturgeon sebagai salah satu kelompok ikan yang paling menarik untuk dipelajari.

Ikan ini mendiami perairan beriklim di belahan Bumi utara. Kebanyakan spesiesnya tinggal di laut, tetapi mereka akan berenang ke sungai untuk bertelur sekali setiap beberapa tahun, biasanya saat musim semi atau musim panas. Selain itu, ada juga beberapa spesies yang berhabitat di lingkungan air tawar, menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap berbagai ekosistem perairan.

Sturgeon memiliki lempengan tulang yang dikenal sebagai scutes, yang membentang dari area insang hingga ekor, memberikan perlindungan pada tubuhnya. Kulit ikan ini memiliki tekstur kasar yang mirip dengan amplas, memungkinkan mereka untuk bertahan dari predator dan faktor lingkungan yang keras. Keunikan fisik ini juga menjadi ciri khas yang membedakan sturgeon dari banyak ikan lainnya, sekaligus mencerminkan evolusi panjang yang telah dilalui selama jutaan tahun.

Ikan ini memiliki beberapa ciri yang mirip dengan hiu, seperti kerangka yang terbuat dari tulang rawan serta bentuk ekor yang disebut heterocercal, di mana cuping atas ekor lebih panjang dibandingkan dengan cuping bawah. Fitur-fitur ini bukan hanya memberikan sturgeon keunikan tersendiri, tetapi juga menunjukkan hubungan evolusi antara berbagai jenis ikan, yang telah beradaptasi untuk bertahan dalam berbagai kondisi perairan selama jutaan tahun.

Sturgeon paling umum ditemukan di berbagai sungai di Rusia selatan dan Ukraina, serta di perairan tawar di Amerika Utara. Ikan ini memiliki siklus reproduksi yang relatif lambat, hanya bertelur setiap tiga tahun sekali. Fenomena ini menunjukkan bahwa sturgeon memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai kematangan reproduksi, sehingga berkontribusi pada kerentanan mereka sebagai spesies yang terancam punah akibat penangkapan berlebihan dan kerusakan habitat.

Meskipun sturgeon memiliki siklus reproduksi yang lambat, jumlah telur yang dilepaskan oleh induknya tergolong sangat banyak, mencapai hingga 400.000 butir. Selain itu, perkembangan telur menjadi ikan dewasa juga berlangsung relatif cepat, memberikan peluang bagi generasi baru untuk bertahan hidup. Strategi reproduksi ini membantu meningkatkan kemungkinan kelangsungan hidup spesies, meskipun tantangan dari lingkungan dan aktivitas manusia tetap mengancam populasi mereka.

Secara umum, ikan sturgeon memiliki ukuran antara dua hingga tiga meter, tetapi ada beberapa individu yang pernah mencapai panjang hingga delapan meter. Ukuran yang mencolok ini menjadikan sturgeon sebagai salah satu ikan terbesar di dunia, sekaligus menambah daya tarik dan kekaguman terhadap makhluk purba yang telah ada sejak jutaan tahun lalu. Keberadaan sturgeon raksasa ini mencerminkan kekayaan dan keragaman hayati yang terdapat dalam ekosistem perairan.

Sturgeon terkenal sebagai penghasil kaviar, makanan mewah yang sangat dicari. Sebagian besar kaviar hitam berasal dari sturgeon yang hidup di laut Kaspia, terutama di wilayah Azerbaijan, Iran, Rusia, dan Kazakhstan. Kualitas dan cita rasa kaviar yang dihasilkan dari sturgeon ini menjadikannya sebagai salah satu komoditas paling berharga di pasar internasional, sekaligus menyoroti pentingnya perlindungan terhadap spesies ini agar produksi kaviar tetap berkelanjutan dan tidak mengancam keberadaan sturgeon itu sendiri.

Ikan sturgeon juga ditangkap untuk diambil dagingnya dan kantung renangnya. Daging sturgeon sering kali dihargai karena cita rasanya yang lezat dan teksturnya yang kaya, menjadikannya sebagai bahan makanan yang bernilai tinggi. Sementara itu, kantung renangnya, yang mengandung gelembung udara, sering digunakan dalam industri makanan dan obat-obatan, memperlihatkan betapa beragamnya manfaat yang dapat diperoleh dari ikan purba ini. Namun, penangkapan yang berlebihan untuk tujuan ini menambah tantangan dalam menjaga populasi sturgeon agar tetap lestari.

Sayangnya, ikan sturgeon telah mengalami penangkapan yang berlebihan, sehingga International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) mengklasifikasikannya sebagai spesies yang terancam punah. Kondisi ini mencerminkan dampak negatif dari aktivitas manusia terhadap populasi sturgeon, yang tidak hanya memengaruhi kelangsungan hidup mereka, tetapi juga dapat merusak keseimbangan ekosistem perairan tempat mereka tinggal. Upaya konservasi kini semakin penting untuk melindungi spesies purba ini dari kepunahan.

Ikan sturgeon China dianggap sebagai salah satu spesies yang paling berisiko, dengan populasinya mengalami penurunan drastis hampir 98 persen antara tahun 1973 dan 2010. Penurunan yang signifikan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penangkapan berlebihan, kerusakan habitat, dan polusi. Keadaan ini menunjukkan perlunya tindakan segera untuk melindungi ikan sturgeon China dan mengembalikan populasi mereka, agar dapat terus bertahan di ekosistem yang semakin terancam.

Also Read

Tags