Pernah Dipenjara dan Berjanji Tobat, Ustaz ‘Sakti’ Kambuh Lagi Menipu

admin mediaseruni

Erick Donovan, atau dikenal sebagai Ustaz ‘sakti’ Aby (56), yang kini menjadi tersangka kasus penipuan dengan modus hipnotis dan meramal masa depan, ternyata adalah seorang residivis. Aby pernah mengaku ingin bertobat saat menjalani hukuman di penjara atas kasus sebelumnya.

“Sebetulnya waktu saya kena di Polres (Jakarta) Selatan itu, saya dipenjara, itu saya ngajar ngaji. Jadi, saya sudah (kepikiran), ‘ah, saya harus tobat’,” kata Aby dalam unggahan Subdit Jatanras Polda Metro Jaya di Instagram.

Sayangnya, niat tersebut ternyata hanya sekadar omongan belaka. Aby kembali terlibat dalam aksi penipuan dengan modus hipnotis, kali ini bersama rekannya dalam kejahatan.

Dalam waktu singkat, hanya dua bulan, mereka telah beraksi di delapan lokasi berbeda. Sindikat hipnotis ini secara khusus menargetkan kendaraan yang dikemudikan oleh para wanita.

Sindikat ini dengan cermat memilih lokasi aksi, terutama area yang minim kamera CCTV untuk mempersulit pelacakan jejak mereka. Alih-alih mengambil handphone (HP), mereka lebih memilih kendaraan korban, karena pengalaman sebelumnya menunjukkan HP dapat dengan mudah dilacak.

“Biasanya, kalau orang mau jalan kaki, bawa handphone misalnya iPhone, ya iPhone saja. Kalau ada motor, handphone-nya nggak kita ambil. Karena yang lalu-lalu di-tracking,” kata Aby.

Selain Aby, para pelaku kejahatan ini terdiri dari M Avif Amirulloh (26), Rohman Sanjaya (25), Farhan Maulana (19), Al-Fazry Ramadhan (20), dan Shap Prizal Sama (34).

“Untuk komplotan dengan formasi baru, berjalan 2 bulan dengan 8 TKP,” kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Rovan Richard Mahenu kepada wartawan.

Rovan menjelaskan bahwa sindikat ini membagi peran di antara anggotanya. Tiga orang bertindak sebagai eksekutor, termasuk Aby, sementara tiga lainnya berperan sebagai spion atau pemantau yang mengawasi situasi.

“Komitmen kami terbukti dengan melakukan pengungkapan dengan menangkap pelaku, di mana modus pelaku tersebut adalah memilih korban yang pada umumnya adalah seorang wanita,” ujarnya.

Modus Jarum ‘Penyakit’ dan Kerikil ‘Sial’

Sindikat penipuan ini menggunakan berbagai modus untuk merampas barang berharga korban. Salah satunya, Aby berpura-pura mengeluarkan jarum dari dalam mulutnya, yang diklaim sebagai penyakit yang ada dalam tubuh korban.

“Saya pura-pura, ‘ini, Ibu atau Bapak, nih kayaknya ada penyakitnya’. Saya pura-pura jampe-jampe gitu. Nah, saya buang jarum dari mulut saya. Saya pura-pura, ‘Tolong tiup perutnya, pukul perutnya masing-masing’. Pukul, nanti saya keluar jarum saya. Seakan-akan dari mulut saya. Saya bilang, ‘Ini dari badan kalian. Kalau dari mulut kalian, nanti nggak kuat’,” kata Aby.

Modus lain yang digunakan sindikat ini adalah meminta korban untuk membuang kerikil yang dianggap sebagai ‘kesialan’. Namun, saat itu korban diminta untuk membuangnya dengan berjalan kaki, sementara kendaraan mereka dititipkan kepada sindikat.

Pada saat itulah, sindikat ini melancarkan aksinya dengan membawa kabur motor korban. Aby mengaku tidak memiliki ilmu kesaktian seperti yang diklaim, dan menyatakan bahwa semua modus tersebut hanyalah akal busuk mereka untuk menipu korban.

“Saya ambil batu kerikil atau tanah. Saya suruh buang sial itu, 50 meter atau naik motor. Orang lewat, kira-kira 50 meter, suruh buang. Tapi syaratnya seperti orang baru lahir, mesti bersih. ‘Itu Mbak kan bawa motor, kuncinya saja titip sebagai jaminan bahwasanya kita ini harus bersih’,” tuturnya.

“Nggak ada (ilmu kesaktian). Karena yang sudah terjadi, dia gengsi, ‘saya dihipnotis’. Padahal, dia ditipu,” imbuhnya.

Also Read

Tags