Mengungkap Suara Tersembunyi, Ilmuwan Rekam Gelombang Magnet Bumi dari 41 Ribu Tahun Lalu

Sahrul

Sebuah animasi yang memanfaatkan data dari Badan Antariksa Eropa (ESA) memungkinkan kita untuk mendengar ‘visualisasi suara’ dari medan magnet Bumi yang mengalami gangguan pada saat peristiwa Laschamp.

Manusia mungkin tidak terlalu memperhatikan medan magnet Bumi, terutama karena kita tidak terlalu bergantung pada kompas untuk navigasi. Magnetosfer biasanya hadir untuk melindungi permukaan Bumi dari partikel bermuatan yang berasal dari Matahari dan terkadang menciptakan aurora yang menakjubkan. Namun, medan magnet Bumi sebenarnya tidak sekuat yang dibayangkan banyak orang.

“Kita tahu bahwa selama 200 tahun terakhir, medan magnet telah melemah sekitar 9% dari rata-rata global. Namun, studi paleomagnetik menunjukkan bahwa medan tersebut sebenarnya adalah yang terkuat dalam 100 ribu tahun terakhir, dan dua kali lebih kuat dari rata-rata satu juta tahun,” jelas NASA.

“Sejak pertama kali ditemukan secara tepat oleh perwira Angkatan Laut Kerajaan Inggris dan penjelajah kutub Sir James Clark Ross pada 1831, posisi kutub utara magnet telah berangsur-angsur bergeser ke utara-barat laut sejauh lebih dari 1.100 kilometer, dan kecepatan majunya telah meningkat, dari sekitar 16 kilometer per tahun menjadi sekitar 55 kilometer per tahun,” demikian penjelasan NASA, dikutip dari IFL Science.

Kutub-kutub magnet Bumi dapat mengalami pergeseran secara acak dalam rentang waktu ratusan hingga ribuan tahun. Proses ini dapat terjadi dengan interval yang bervariasi, mulai dari 10 ribu tahun hingga lebih dari 50 juta tahun.

Pembalikan kutub magnet yang berlangsung secara terus-menerus terakhir kali terjadi sekitar 780 ribu tahun lalu. Namun, yang lebih baru adalah peristiwa Laschamp, yang terjadi sekitar 41 ribu tahun yang lalu.

Dengan menganalisis magnetisasi inti sedimen yang diambil dari periode tersebut, para ilmuwan berhasil mengidentifikasi bahwa medan magnet mengalami perubahan selama waktu itu.

“Geometri medan dengan polaritas terbalik, dengan garis-garis medan menunjuk ke arah yang berlawanan jika dibandingkan dengan konfigurasi saat ini, hanya berlangsung selama sekitar 440 tahun, dan dikaitkan dengan kekuatan medan yang hanya seperempat dari medan saat ini,” kata peneliti GFZ German Research Centre for Geosciences, Norbert Nowaczyk, yang mempelajari peristiwa tersebut, dalam sebuah pernyataan pada tahun 2012.

“Perubahan polaritas sebenarnya hanya berlangsung selama 250 tahun. Dalam hal skala waktu geologis, itu sangat cepat,” ujarnya.

Para ilmuwan di Technical University of Denmark dan GFZ German Research Centre for Geosciences memilih peristiwa ini untuk diubah menjadi pengalaman audio dan visual. Dengan memanfaatkan data dari misi Swarm milik ESA serta sumber lain, tim tersebut menciptakan visualisasi yang menggambarkan medan magnet Bumi pada saat peristiwa Laschamp.

Selain memetakan pergerakan garis medan magnet, tim tersebut juga menciptakan lanskap suara yang terinspirasi oleh suara-suara alam, seperti gemuruh batu yang jatuh dan derit kayu.

Meskipun ada klaim yang mengaitkan peristiwa tersebut dengan kepunahan megafauna di Australia dan punahnya Neanderthal akibat perubahan iklim di Bumi, beberapa ahli bersikap skeptis. Mereka menunjukkan bahwa peristiwa ini tidak selaras dengan bukti suhu yang diperoleh dari inti es.

Also Read

Tags