Hari ini, Selasa (5 November 2024), Pemilu di Amerika Serikat akan digelar, menandai momen penting bagi warga negara tersebut untuk memilih pemimpin mereka yang baru. Dua tokoh utama siap berhadapan langsung demi meraih posisi tertinggi di Gedung Putih. Kandidat pertama, Kamala Harris, mewakili Partai Demokrat, sedangkan pesaingnya, Donald Trump, maju dari Partai Republik. Kedua calon ini akan beradu visi dan kekuatan, dengan harapan memenangkan hati dan suara rakyat Amerika serta memperoleh mandat sebagai presiden berikutnya.
Selain dua nama besar tersebut, terdapat sejumlah calon presiden alternatif yang juga bisa dipertimbangkan oleh pemilih. Salah satunya adalah Jill Stein, yang diusung oleh Partai Hijau. Sebagai figur yang dikenal dengan pandangan independennya, Stein menawarkan pilihan yang berbeda bagi mereka yang mencari alternatif di luar dua partai utama, Demokrat dan Republik. Dengan sikap kritis terhadap kebijakan tradisional, Stein berusaha menarik perhatian pemilih yang mendambakan perubahan dan pembaruan dalam sistem politik AS.
Menurut laporan yang disampaikan oleh Al Jazeera pada 4 November 2024, Jill Stein berhasil menarik dukungan publik karena pandangannya yang dianggap anti-Israel.
Survei terbaru mengungkapkan bahwa Jill Stein memperoleh popularitas yang signifikan di kalangan komunitas Arab dan Muslim di Amerika Serikat, terutama setelah serangan Israel terhadap wilayah Palestina.
Lantas, siapa sebenarnya Jill Stein?
Profil Jill Stein
Jill Stein, yang lahir di Chicago, Illinois, pada tahun 1950-an, adalah seorang lulusan Harvard College pada 1973 dan Harvard Medical School pada 1979, memulai perjalanan akademisnya dengan prestasi yang gemilang.
Menurut informasi yang tercantum di laman resmi miliknya, Jill Stein dikenal sebagai seorang dokter spesialis penyakit dalam, sekaligus advokat, aktivis, filantropis, dan penulis. Fokus utama karyanya mencakup isu-isu kesehatan, keadilan sosial, pelestarian lingkungan, serta pengembangan ekonomi hijau.
Saat ini, Jill Stein mencalonkan diri sebagai kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Hijau untuk Pemilu 2024, menawarkan visi alternatif bagi pemilih yang menginginkan perubahan dalam sistem politik negara tersebut.
Jill Stein sebelumnya telah mencalonkan diri sebagai kandidat presiden pada Pemilu AS 2012 dan 2016. Selain itu, ia juga pernah menjadi kandidat gubernur Massachusetts pada 2002 dan 2010, mewakili Partai Hijau-Pelangi, memperkuat posisinya sebagai figur politik yang konsisten memperjuangkan nilai-nilai alternatif.
Pada 17 Agustus 2024, Partai Hijau secara resmi mengusung Jill Stein sebagai calon presiden untuk Pilpres AS 2024, dengan Rudolph Ware sebagai calon wakil presiden, menandai langkah mereka dalam menghadirkan alternatif politik yang berbeda dari dua partai besar.
Menurut laporan CNN pada 21 Oktober 2024, kampanye Jill Stein berfokus pada menentang dukungan yang diberikan Presiden Joe Biden terhadap Israel, sebagai bagian dari kritiknya terhadap kebijakan luar negeri AS yang dianggapnya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan perdamaian.
Pada bulan April lalu, Jill Stein ditangkap saat ikut serta dalam aksi protes di Washington University, yang menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, sebagai bagian dari perjuangannya untuk menciptakan perdamaian di wilayah tersebut.
Jill Stein, yang kini berusia 74 tahun, berjanji untuk menarik dukungan Amerika Serikat terhadap Israel dan Ukraina jika terpilih menjadi presiden, sebagai bagian dari komitmennya untuk mengubah arah kebijakan luar negeri AS yang lebih berpihak pada perdamaian dan diplomasi.
Jill Stein juga berkomitmen untuk memberikan pendidikan gratis mulai dari pra-TK hingga perguruan tinggi, membatalkan utang medis, serta menggandakan jumlah hakim Mahkamah Agung dengan masa jabatan yang dibatasi hingga 18 tahun, sebagai langkah-langkah reformasi besar dalam sistem pendidikan dan peradilan Amerika Serikat.
Rudolph “Butch” Ware, calon wakil presiden Jill Stein, adalah seorang profesor dan aktivis Muslim yang mengajar sejarah, studi kulit hitam, dan studi Islam di UC Santa Barbara. Dengan latar belakang akademis dan aktivisme yang kuat, Ware membawa perspektif yang berfokus pada keadilan sosial dan pendidikan dalam kampanye mereka.
Jill Stein vokal dukung Palestina
Sebagai calon presiden dari Partai Hijau, Jill Stein dianggap sebagai salah satu dari tiga pejuang hak Palestina di Amerika Serikat, yang secara terbuka mendukung perjuangan Palestina dan mengkritik kebijakan AS yang berpihak pada Israel.
Jill Stein aktif mengkritik kebijakan Israel dan pemerintah AS, serta secara tegas mendukung pemenuhan hak-hak Palestina, menjadikannya suara yang lantang dalam menyerukan perubahan terhadap pendekatan politik AS terhadap konflik di Timur Tengah.
Dalam sebuah kampanye pada bulan September lalu, Jill Stein menyampaikan pesan yang sangat mendukung Palestina kepada warga di Dearborn, menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina dan mengkritik kebijakan AS yang mendukung Israel.
“Kami tidak membutuhkan dan tidak akan menoleransi genosida di Gaza,” kata Stein, diberitakan The Detroit News (12/9/2024).
Pandangan Jill Stein yang mendukung Palestina dan mengkritik kebijakan AS menempatkannya pada posisi yang sangat berbeda dengan Kamala Harris dan Donald Trump, yang tidak secara terbuka mengutuk perang di Gaza, memperlihatkan perbedaan tajam dalam pendekatan mereka terhadap konflik tersebut.
Dalam wawancara dengan Palestine Chronicle pada 28 Oktober 2024, Jill Stein, yang berasal dari latar belakang Yahudi, menekankan bahwa genosida di Palestina bukanlah sebuah konflik agama, melainkan sebuah perjuangan untuk keadilan dan hak asasi manusia yang harus dihentikan demi perdamaian.
Menurut Jill Stein, hak-hak warga Palestina harus didukung oleh semua orang, tanpa memandang latar belakang agama atau keyakinan, termasuk Yahudi, Muslim, Kristen, ateis, dan humanis, karena perjuangan ini adalah soal keadilan universal yang melibatkan kemanusiaan secara keseluruhan.
Jill Stein menggambarkan tindakan Israel sebagai pendudukan yang disengaja, yang melibatkan penyiksaan sistematis dan pemindahan paksa warga Palestina, sebuah kebijakan yang dia anggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia yang harus dihentikan segera.
Stein menegaskan bahwa warga dari berbagai latar belakang agama telah hidup berdampingan dengan damai di Palestina selama ribuan tahun sebelum perang merebak. Dalam pernyataannya, ia juga menyoroti penderitaan tragis yang dialami oleh anak-anak dan perempuan di Gaza, yang menjadi korban utama dari konflik yang berkepanjangan ini. Sebagai seorang wanita yang sering mengenakan keffiyeh, Stein merasa terdorong untuk mengangkat suara mereka yang terpinggirkan dalam krisis ini.
Stein, yang mengkritik bantuan pemerintah AS kepada Israel, pernah mendesak warga Amerika untuk tidak memilih calon dari Partai Demokrat atau Republik yang dianggapnya tidak mendukung perubahan nyata. Sebagai wakil dari Partai Hijau, yang popularitasnya jauh lebih kecil dibandingkan dua partai utama tersebut, potensi kemenangan Jill Stein dalam Pilpres AS 2024 diperkirakan masih sangat kecil. Namun, ia tetap menjadi alternatif yang penting bagi pemilih yang mendambakan perubahan dalam kebijakan luar negeri dan sosial negara.
Meskipun peluang kemenangan Jill Stein dalam Pilpres AS 2024 tergolong kecil, kampanyenya yang pro-Palestina berpotensi memengaruhi hasil pemilu, terutama jika ia meraih suara signifikan. Para pendukungnya melihat pemungutan suara untuk Stein sebagai bentuk pernyataan prinsip yang dapat memperkuat posisi kandidat pihak ketiga di masa depan, membuka jalan bagi lebih banyak pilihan politik yang mengutamakan keadilan sosial dan perubahan kebijakan.