27.2 C
Jakarta
Rabu, Februari 8, 2023

Kualitas Jalan di Karawang dan Tol Cikampek Kalah dengan Air Hujan

Mediaseruni.co.id, KARAWANG – Antara kualitas dan kuantitas, mana yang dipilih.

Disini kita membicarakan persoalan jalan. Jalan berlubang, jalan yang amblas sampai jalan berkeroak. Bahkan ada yang keroakannya sudah menyerupai kubangan kerbau.

Penyebab kerusakan jalan cuma dua. Karena tidak kuat menahan beratnya beban kendaraan yang melintasi dan lantaran air hujan.

Penulis percaya, pengusaha-pengusaha yang membangun jalan adalah orang-orang hebat yang menguasai bidangnya. Cuma saja, barangkali tidak amanah.

Kalau amanah, tentunya mereka dapat memperkirakan kekuatan jalan yang mereka bangun. Kuat satu tahun, dua tahun, tiga atau lima tahun.

Kuat lima tahun ya, sesuai Rencana Pembangunan Lima Tahun (baca; Repelita, penulis pun tersenyum). Kan anggarannya turun pada jangka-jangka waktu yang sudah ditentukan.

Turunnya yang satu tahun sekali namanya anggaran perawatan. Jadi kekuatan jalan pun harus disesuaikan supaya anggarannya tidak kadaluarsa.

Ya, tidak bisa begitu, karena pemerintah mengeluarkan sudah melalui perhitungan yang cermat. Tidak kurang malah dilebihkan, dengan perhitungan bahan bangunan yang bisa didapat dibawah harga material.

Tetapi kan, ada proses. Dalam perjalanannya, proses itu tidak gratis, ada biaya-biaya yang dikeluarkan. Namanya operasional, dan tidak sedikit angkanya.

Susahlah, kalau bicara soal ini. Biaya operasional. Japrem, jale, pungli dan jasa-jasa yang lain, yang pada akhirnya menguras modal jalan yang akan dibangun.

Alih-alih ingin memberikan kualitas jalan terbaik untuk masyarakat, yang didapat pun jadi berbeda, yang penting kuantitasnya tercapai, dan jalannya bisa dilintasi, karena menyesuaikan sisa modal.

Ya, ora iso begitu, karena pengusaha sama juga wartawan dan dokter. Profesinya amanah. Dipundaknya ada titipan masyarakat yang berhak mendapatkan yang terbaik.

Ketika orang itu memutuskan untuk menekuni profesinya, saat itu juga dia sudah menyadari konsekuensi yang menyertai profesinya.

BACA JUGA:  Masih Ada Lagikah Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Covid-19?

Jadi, tidak ada kata “Tidak” atau “Kurang” sehingga pekerjaannya pun jadi tidak berkualitas. Sehingga masyarakat pun tidak merasa terkianati.

Kembali ke jalan berlubang dan berkeroak, di Karawang (silahkan menghitung) jumlahnya tak lagi mencapai ratusan, bisa ribuan, dengan tingkat keparahan hampir merata ditiap kecamatannya.

Bahkan jalan tol pun (baca; sepanjang tol Karawang Barat – Karawang Timur – Cikampek), tak kalah parah. Jumlahnya sudah lebih puluhan.

Penyebabnya cuma satu, AIR HUJAN. Cuma diguyur hujan sepekan saja, jalan yang dibangun pun rontok. Memalukan! (mds)

Editor Azhari

 
 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Stay Connected

2,411FansSuka
146PengikutMengikuti
51PengikutMengikuti

Latest Articles

%d blogger menyukai ini: