IKN Terancam Jadi Kota Mati? Dana Dipangkas, Investor Kabur!

Jakarta, Mediaseruni.co.id – Ambisi memindahkan ibu kota negara ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur kini dipertanyakan. Proyek mercusuar era Presiden Jokowi ini terancam menjadi "kota hantu", julukan yang disematkan oleh media Inggris, The Guardian. Mengapa demikian?

Salah satu faktor utama adalah kucuran dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terus menyusut. Di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, alokasi anggaran untuk IKN mengalami pemangkasan signifikan. Dari 2 miliar pound sterling pada tahun 2024, anggaran terpangkas menjadi 700 juta pound pada tahun 2025. Bahkan, tahun depan, dana yang dialokasikan hanya 300 juta pound, sepertiga dari yang diajukan.

Tak hanya itu, investasi swasta yang diharapkan menjadi motor penggerak pembangunan IKN juga mengalami penurunan drastis. Investasi swasta turun lebih dari 1 miliar pound dari target yang ditetapkan. Kondisi ini tentu menjadi alarm bagi keberlanjutan proyek IKN.

Selain masalah pendanaan, status IKN sebagai "ibu kota politik" juga menjadi sorotan. Pengumuman status baru ini, yang baru disampaikan kepada publik pada September lalu, menimbulkan pertanyaan terkait fungsi dan daya tarik IKN.

Kondisi diperparah dengan pengunduran diri Kepala dan Wakil Kepala Badan Otorita IKN pada tahun 2024. Saat ini, jumlah penduduk di IKN masih jauh dari target. Baru sekitar 2.000 pegawai negeri sipil (PNS) dan 8.000 pekerja konstruksi yang tinggal di sana. Angka ini sangat jauh dari target 1,2 juta penduduk pada tahun 2030.

Sarjana Hukum Tata Negara Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah, bahkan menyebut IKN sudah menjadi "kota hantu". Ia menilai sebutan "ibu kota politik" tidak memiliki arti dalam konteks hukum Indonesia.

Dengan berbagai tantangan yang menghadang, masa depan IKN sebagai ibu kota negara yang gemilang menjadi semakin tidak pasti. Akankah IKN mampu bangkit dari keterpurukan dan mewujudkan visi sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi baru Indonesia, ataukah hanya akan menjadi monumen ambisi yang tak terwujud? Waktu yang akan menjawab.