Beda Jurnalis dan Wartawan

0
49 views

DENGAN kekhasannya, berjalan sambil garuk-garuk kepala yang tak gatal, Om Peres keluar dari gedung sebuah hotel di daerah Karawang Barat.

Ada raut kebingungan tersirat jelas pada wajahnya. “Duh, jadi aing ini masuk kategori yang mana? Wartawan atau Jurnalis? Aing juga liputan, buat laporan juga, dan laporannya di publis juga di media.”

Kamera jadul diselempangkan di bahu kiri Om Peres, sesaat terguncang ketika Om Peres menstarter motor tuanya. Tujuan berikut Om Peres adalah kantor redaksi media online Mediaseruni.co.id.

Sudah jadi kebiasaan Om Peres setiap hari setor muka dulu kepada bangunan kecil 6 x 6 meter yang jadi markasnya di samping Perum Bakti Praja, Kepuh Aljariyah, di samping lapangan Karangpawitan 2.

Setelah tuntas kopi segelas dan sesudah telepon sana sini, biasanya baru Om Peres terbang lagi berburu informasi untuk dikumpulkan jadi bahan berita, sebelum disusunnya jadi naskah berita.

Modal dasar wartawan adalah disiplin, dan itu tertanam betul dibenak Om Peres. Kalau sudah disiplin maka karakter asli wartawan pun akan terbentuk. “Tegas dan jelas.”

Tegas menjaga profesi kewartawanannya dan jelas apabila bertanya dan menyampaikan informasi. Begitu, dan Om Peres tidak tahu apakah sudah berkarakter kayak gitu atau masih harus menemukan karakternya.

Akan tetapi, bukan itu yang dipikirkannya, melainkan ucapan Jurnalis senior yang ditemuinya tadi, di hotel di kawasan Karawang Barat. “Om Peres Wartawan atau Jurnalis?”

Lah, pertanyaan macam apa itu. Wartawan dan Jurnalis ya sarua lah, sama saja, die-die juga pelakonnya yang mencari dan mengumpulkan bahan berita dan menyusunnya jadi naskah berita, sebelum mengalami proses editing kemudian diposting dan berubah nama jadi berita.

Namun, ketika itu Om Peres tidak bisa menjawab, dan cuma bilang dirinya Pewarta dengan kamera dibahu dan alat perekam suara.

Hanya sekejap karena sesaat kemudian Sang Jurnalis senior tampak celingak celinguk. “Mobil kau parkir dimana dek? Biasanya Rush Silver itu yang kau naiki, apa tadi motor tua itu kau tunggangi lagi?”

“Oh, naik motor aku, bang, Rush ku bensinnya tinggal satu strip, takut mogok aku kalau naik itu.”

Om Peres garuk-garuk kepala. Jurnalis senior tertawa terkekeh-kekeh. “Apalah kata dunia kalau wartawan sekelas Om Peres mobilnya sampai mogok di jalan. Seperti tak bergaul saja layaknya. Heheee.”

Om Peres dan Jurnalis Senior asal Jakarta itu memang sudah kenal lama. Meski usia mereka terpaut jauh seperti bapak dan anak, tetapi Jurnalis Senior tahu betul sepak terjang Om Peres di dunia jurnalis.

“Gini aja..,” ucap Jurnalis Senior menyaksikan Om Peres terlihat kebingungan karena pertanyaannya tadi. “Itu, kuda perakmu itu, itu kan mobil Rush ada yang menyebut Toyota Rush. Tahu kau bedanya dek?”

“Gak tahu bang.” Om Peres mulai kesal, dan Jurnalis Senior malah tertawa terbahak.

“Gini dek, Rush itu lahir dari Toyota. Mobil Rush nama produknya dan Toyota itulah pabrik yang memproduksinya.”

“Ok, lantas apa hubungannya Rush, Toyota, Jurnalis dan Wartawan.”

Jurnalis lingkup kerjanya lebih kecil, kata Jurnalis Senior. Malah awalnya kata jurnalis dipakai untuk menyebut orang yang menulis di kolom jurnal saja.

Seiring perkembangan media, lingkup tugas berkembang menjadi penulis berita di majalah dan koran, dan melakukan tugas-tugas peliputan seperti wartawan.

Sedang Wartawan, kata Jurnalis Senior, memiliki lingkup yang lebih luas. Tugas yang dijalankan tidak cuma sekedar mengumpulkan dan menyusun berita. Wartawan juga berprofesi sebagai pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, editor, maupun kontributor.

“Nah, itu dek, bedanya Jurnalis dan Wartawan,” kata Jurnalis Senior. “Tapi, pada hakekatnya, kedua pekerjaan ini mempunyai makna yang serupa. Keduanya sama-sama bekerja di dunia jurnalistik dan mempunyai peran sangat besar untuk masyarakat Indonesia.”

“Oh, kitu… Dan ini jawabku, bang. Terserah kau lah bang, mau sebut apa profesiku. Buatku, asalkan setiap hari aku bisa melaporkan peristiwa, dan tulisan aku dibaca dan disukai pembaca, itu pun sudah cukup…”

Selanjutnya… Buyar… Ponsel keluaran terbaru Om Peres tiba-tiba berdering. Dari layar hape tertulis nama ‘Pejabat’ dan Om Peres langsung bergegas starter motor tuanya. (*)

Tinggalkan Balasan