Sebuah rekaman berdurasi 21 detik mendadak tersebar luas di berbagai platform pesan singkat dan media sosial. Dalam video tersebut, tampak seorang pria dengan tubuh berlumuran darah, terduduk di sebuah tempat yang diyakini berdekatan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Palabuhanratu. Kehadirannya di lokasi ini menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat, seakan menggambarkan sebuah adegan dari drama kehidupan nyata yang penuh ketegangan.
Keberadaan pria yang terluka ini mengundang perhatian banyak orang, memicu rasa penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kawasan vital tersebut. Bagai potongan puzzle yang hilang, video ini memancing spekulasi publik, seiring dengan penyebarannya yang cepat di dunia maya.
Video tersebut telah tersebar luas di berbagai aplikasi pesan singkat dan media sosial, menyebar dengan cepat bak api yang menjalar di tengah angin. Dalam rekaman tersebut, pria itu menunjukkan kondisi jari tangannya yang diduga terputus akibat tebasan senjata tajam. Pemandangan tersebut membuat banyak orang terkejut, seolah menggambarkan kekerasan yang nyata dan mencengangkan di dunia digital. Meski begitu, muncul spekulasi terkait kebenaran dari kejadian tersebut, menambah lapisan ketidakpastian di tengah arus informasi yang semakin sulit dibendung.
“Duh a tulungan a, ieu tingali baruntung (A tolong, lihat ini buntung),” lirih pria dalam video tersebut, Jumat (27/9/2024).
Meski video tersebut menimbulkan kegemparan dengan isu pembegalan di PLTU Palabuhanratu, pihak kepolisian dengan tegas membantah klaim tersebut. Polres Sukabumi memastikan bahwa rekaman itu tidak diambil di wilayah yurisdiksi mereka, dan menegaskan bahwa informasi terkait pembegalan yang menyebar luas adalah hoaks. Pernyataan ini diharapkan dapat meredam spekulasi yang berkembang di masyarakat, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya menyaring informasi sebelum mempercayainya sepenuhnya. Hoaks seperti ini, bagai ilusi yang menyamar sebagai kebenaran, bisa dengan cepat memicu kekhawatiran tanpa dasar.
Kami telah mengonfirmasi ke sejumlah pihak, termasuk IGD RSUD Palabuhanratu, pihak keamanan PLTU, serta warga sekitar. Dari hasil penyelidikan, tidak ada laporan atau kejadian pembegalan ataupun pembacokan di sekitar PLTU Palabuhanratu pada tanggal yang disebutkan,” jelas Kasat Reskrim Polres Sukabumi, AKP Ali Jupri.
Keterangan dari IGD RSUD Palabuhanratu turut memperkuat hasil penyelidikan polisi. Selama periode 26 hingga 27 September 2024, tidak ditemukan adanya pasien yang datang dengan luka akibat bacokan atau menjadi korban pembegalan. Pihak keamanan PLTU juga mengonfirmasi bahwa mereka tidak menerima laporan mengenai insiden serupa.
Penduduk di sekitar PLTU juga membenarkan bahwa tidak ada kejadian pembegalan seperti yang diberitakan. Polres Sukabumi kembali menekankan bahwa video yang viral tersebut adalah hoaks. Pihak berwenang mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memanfaatkan media sosial, serta tidak tergesa-gesa menyebarkan informasi yang belum terbukti kebenarannya.
“Kami mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati dan tidak terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya,” tambah AKP Ali Jupri. Ia juga menambahkan pihaknya akan terus memantau situasi dan menindak tegas para penyebar hoaks yang berpotensi meresahkan masyarakat.