Astronom Temukan Wajah Senyum di Mars: Menyelidiki Fenomena Alam yang Menarik

Sahrul

Struktur yang menyerupai wajah tersenyum telah ditemukan di permukaan planet Mars oleh European Space Agency (ESA). Pola ini diperkirakan mengindikasikan kemungkinan adanya kehidupan di planet tersebut.

Mereka mengungkapkan bahwa struktur tersebut memiliki warna keunguan. ESA menjelaskan bahwa bentuk wajah tersenyum ini terbentuk dari endapan garam klorida yang ada sejak masa lampau, mengelilingi kawasan kawah di Mars.

Foto tersebut berhasil diambil menggunakan kamera ExoMars Trace Gas Orbiter (TGO) milik ESA. Dalam penjelasannya di Instagram resmi mereka pada Sabtu (14/9/2024), mereka menyatakan bahwa endapan tersebut merupakan jejak dari danau yang mengering miliaran tahun lalu di Mars, yang menunjukkan bahwa wilayah tersebut mungkin memiliki potensi untuk dihuni.

Dikatakan menyerupai wajah tersenyum karena struktur tersebut tidak hanya menampilkan lekukan bibir yang seolah-olah tersenyum, tetapi juga menampilkan kawah yang memiliki bentuk mirip dua bola mata dengan ukuran yang bervariasi.

Jika dilihat sekilas, banyak orang akan menganggap bentuknya mirip emotikon senyum yang terdapat di WhatsApp. Perbedaannya, struktur ini memiliki warna keunguan, bukan kuning keemasan. Namun, hingga saat ini, ukuran endapan yang menyerupai wajah ini masih belum diketahui.

Ilmuwan ESA, Valentin Bickel, menambahkan bahwa keberadaan endapan garam, yang dihasilkan dari proses kelarutan dalam air, menjadi tanda bahwa Mars pernah memiliki masa lalu yang berair. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa wilayah tersebut terakhir kali tertutup air.

“Data baru ini memiliki implikasi penting bagi pemahaman kita tentang distribusi air di Mars awal, serta iklim dan kelayakhuniannya di masa lalu,” katanya.

Menurut Valentin, endapan garam tersebut kemungkinan besar terbentuk dari kolam air atau air garam yang dangkal, yang menguap akibat paparan sinar Matahari.

“Orang-orang menggunakan metode serupa untuk memproduksi garam untuk konsumsi manusia di kolam air asin di Bumi,” kata Valentin.

Meskipun demikian, hingga saat ini, para ahli tetap merespons data terbaru ini dengan senyuman, menunjukkan ketenangan dan optimisme terhadap temuan yang menarik ini.

Also Read

Tags