Susu ikan menjadi salah satu pilihan yang kini sedang dipertimbangkan.
Karena terdengar cukup unik, Susu Ikan langsung mencuri perhatian dan menjadi viral pada Senin, 9 September 2024, serta menjadi topik hangat di kalangan warganet.
Jadi, apa sebenarnya Susu Ikan itu?
Bahan Dasar Susu Ikan
Sesuai dengan namanya, susu ini terbuat dari ikan sebagai bahan dasarnya.
Ikan dipilih sebagai alternatif karena sumber daya alam untuk produk ini sangat melimpah di Indonesia. Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang efisien dan berkelanjutan, memanfaatkan kekayaan laut yang dimiliki negara.
Dengan alasan tersebut, ikan dianggap sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan susu dalam program makan siang gratis yang ditujukan bagi anak-anak sekolah dan ibu hamil. Penggunaan ikan tidak hanya memperluas pilihan nutrisi, tetapi juga memberikan akses yang lebih baik kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan.
Oleh karena itu, ikan dianggap sebagai alternatif yang efektif untuk memenuhi kebutuhan susu dalam program makan siang gratis yang ditujukan kepada anak-anak sekolah dan ibu hamil. Pendekatan ini tidak hanya memperkaya gizi yang diberikan, tetapi juga memastikan keberlanjutan sumber pangan yang tersedia.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, kebutuhan susu di Indonesia saat ini mencapai 4,3 juta ton setiap tahunnya. Angka ini mencerminkan tingginya permintaan akan produk susu di dalam negeri, menandakan pentingnya upaya untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat secara berkelanjutan.
Namun, kontribusi susu lokal terhadap kebutuhan nasional baru mencapai sekitar 22,7 persen, sementara sisanya masih bergantung pada impor. Hal ini menunjukkan perlunya pengembangan sektor susu dalam negeri agar dapat mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar dan meningkatkan kemandirian pangan.
Dengan memanfaatkan teknologi canggih, ikan segar akan diolah menjadi bubuk asam amino melalui proses hidrolisat protein ikan. Proses ini tidak hanya meningkatkan nilai gizi dari ikan, tetapi juga menghasilkan produk yang lebih mudah digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk dalam pembuatan susu ikan.
Susu ikan ini diproduksi oleh Berikan Protein Initiative di sebuah pabrik yang berlokasi di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Lokasi ini strategis untuk mendukung proses produksi yang efisien dan memanfaatkan sumber daya ikan lokal yang melimpah.
CEO Berikan Protein Initiative, Maqbulatin Nuha, mengungkapkan bahwa satu gelas susu ikan memiliki kandungan nutrisi yang setara dengan dua gelas susu sapi. Pernyataan ini menyoroti potensi susu ikan sebagai alternatif bergizi yang dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat secara efektif.
Maqbulatin Nuha menjelaskan bahwa dalam proses pembuatan susu ikan ini, mereka berfokus untuk menghasilkan susu dengan kandungan protein yang lebih tinggi. Upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk akhir tidak hanya bergizi, tetapi juga memberikan manfaat yang lebih besar bagi kesehatan konsumen.
Dari segi nilai gizi, susu ikan memiliki keunggulan dibandingkan susu sapi, terutama karena kandungan EPA, DHA, dan Omega 3 yang tidak terdapat dalam susu sapi. Nutrisi ini sangat penting untuk kesehatan jantung dan perkembangan otak, menjadikan susu ikan pilihan yang lebih bermanfaat bagi konsumen yang mencari sumber nutrisi yang optimal.
“Keunggulan lainnya adalah bahan bakunya 100 persen berasal dari Indonesia,” kata Maqbulatin Nuha.
Ia juga menekankan bahwa ikan merupakan sumber yang kaya akan gizi dan protein. Kehadiran susu ikan di Indonesia diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam upaya meningkatkan gizi masyarakat, memberikan alternatif yang lebih sehat dan bergizi bagi semua lapisan masyarakat.
Dalam kampanye mereka, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka berjanji akan melaksanakan program Makan Siang Gratis jika terpilih untuk menggantikan Jokowi dan Ma’ruf Amin. Janji ini mencerminkan komitmen mereka terhadap kesejahteraan masyarakat dan upaya untuk menyediakan akses pangan yang lebih baik bagi anak-anak dan kelompok rentan.
Makan siang dan susu gratis akan disalurkan kepada 82,9 juta orang yang tergolong miskin, mencakup 74,2 juta anak sekolah, 4,3 juta santri, dan 4,4 juta ibu hamil. Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan akses pangan yang cukup dan bergizi bagi kelompok-kelompok rentan, mendukung perkembangan mereka secara optimal.
Gibran juga pernah menyatakan bahwa anggaran yang diperlukan untuk program makan siang gratis diperkirakan mencapai Rp400 triliun. Angka ini mencerminkan besarnya komitmen finansial yang diperlukan untuk mewujudkan program tersebut dan memastikan keberlanjutannya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.