PLTS Terapung Saguling, dengan kapasitas 92 MWp, siap menjadi game changer dalam peta energi Indonesia. Proyek ambisius ini diprediksi mampu mendongkrak produksi listrik tenaga surya nasional hingga 13%, sebuah lompatan signifikan yang akan berdampak besar pada bauran energi nasional. Kabar baiknya, PLTS ini juga diproyeksikan mengurangi emisi karbon hingga 63.100 ton per tahun, langkah krusial dalam mencapai target Net Zero Emission 2060.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha, optimistis. Menurutnya, potensi energi surya Indonesia yang mencapai 3.295 GW masih jauh dari optimal. PLTS Saguling menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam memanfaatkan potensi tersebut. Proyek ini juga merupakan bagian dari kemitraan Just Energy Transition Partnership (JETP), inisiatif kolaboratif antara pemerintah Indonesia dan mitra internasional, termasuk Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), yang bertujuan untuk mempercepat transisi energi bersih.
Pendanaan proyek ini telah resmi terjamin. PLN Indonesia Power (PLN IP) telah menandatangani perjanjian pembiayaan dengan PROPARCO (Prancis) dan Standard Chartered Bank (Inggris). Kerjasama ini juga melibatkan PT Indo ACWA Tenaga Saguling, perusahaan patungan antara PLN IP dan ACWA Power, serta DEG (Jerman). Kolaborasi internasional ini menunjukkan kepercayaan investor global terhadap potensi dan komitmen Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan. PLTS Saguling bukan hanya pembangkit listrik, tetapi juga simbol nyata langkah Indonesia menuju masa depan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Tinggalkan komentar