Tragedi di Gaza: 15 Korban Jiwa, Dua di Antaranya Anak-Anak

Sahrul

Serangan yang dilancarkan Israel di Gaza, Palestina, telah menewaskan sedikitnya 15 warga setempat. Korban jiwa tersebut menjadi bagian dari eskalasi kekerasan yang terus berlangsung di wilayah tersebut.

Menurut laporan Reuters pada Minggu (1/12/2024), pasukan Israel terus menggempur wilayah kantong Gaza dengan serangan bom, menghancurkan rumah-rumah di bagian utara kawasan tersebut.

Di Kamp Nuseirat, yang terletak di Gaza tengah, serangan udara Israel merenggut nyawa enam orang dalam satu rumah. Sementara itu, serangan lain di Kota Gaza menewaskan tiga orang di sebuah rumah.

Di Khan Younis, wilayah Jalur Gaza Selatan, dua anak kehilangan nyawa akibat sebuah rudal yang menghantam perkemahan tenda. Sementara itu, di Rafah, dekat perbatasan Mesir, serangan udara menewaskan empat orang lainnya. Informasi mengenai jumlah korban tersebut disampaikan oleh petugas medis kepada Reuters.

Menurut keterangan warga, militer Israel telah meledakkan sejumlah kelompok rumah di wilayah Gaza utara, termasuk Jabalia, Beit Lahiya, dan Beit Hanoun. Wilayah tersebut menjadi lokasi operasi pasukan Israel sejak Oktober tahun ini.

Pihak Palestina menuduh bahwa operasi Israel di wilayah utara Gaza bertujuan untuk mengusir penduduk melalui evakuasi paksa dan pemboman, guna menciptakan zona penyangga. Namun, tuduhan tersebut telah dibantah oleh militer Israel.

Militer Israel mengklaim telah menewaskan ratusan militan Hamas di wilayah tersebut dalam upaya menghentikan kelompok itu berkumpul kembali, hampir 14 bulan sejak perang di Gaza dimulai. Sementara itu, sayap bersenjata Hamas menyatakan berhasil menewaskan banyak pasukan Israel melalui serangan roket anti-tank, mortir, serta penyergapan menggunakan alat peledak sejak operasi terbaru dimulai.

Pembicaraan Kesepakatan Gencatan Senjata di Mesir

Di sisi lain, para pemimpin Hamas tengah mengadakan pembicaraan di Kairo bersama pejabat keamanan Mesir untuk membahas kemungkinan mencapai kesepakatan dengan Israel. Kesepakatan tersebut diharapkan dapat menjamin pembebasan sandera dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina.

Kunjungan tersebut menandai pertama kalinya sejak Amerika Serikat mengumumkan pada Rabu lalu bahwa mereka akan melanjutkan upaya kerja sama dengan Qatar, Mesir, dan Turki untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Hamas berupaya mencapai kesepakatan yang dapat mengakhiri perang, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa perang hanya akan berakhir ketika Hamas diberantas.

Kampanye militer Israel di Gaza telah menyebabkan lebih dari 44.300 korban jiwa, dengan hampir seluruh penduduk daerah kantong tersebut terpaksa mengungsi, menurut pejabat Gaza. Sebagian besar wilayah Gaza kini hancur.

Konflik ini dimulai ketika militan yang dipimpin oleh Hamas menyerang komunitas di selatan Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan tersebut menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik lebih dari 250 sandera, menurut pejabat Israel.

Also Read

Tags