Para peneliti dari berbagai universitas di Turki dan Amerika Serikat percaya bahwa mereka mungkin telah menemukan reruntuhan Bahtera Nuh di Gunung Ararat, yang merupakan gunung tertinggi di Turki.
Baik dalam kisah Alkitab maupun Al-Qur’an, diceritakan bahwa Tuhan memerintahkan Nuh untuk membangun sebuah bahtera sebagai sarana untuk menyelamatkan umatnya serta berbagai jenis hewan dari bencana banjir besar yang akan datang.
Menurut legenda, Bahtera Nuh terdampar di pegunungan Ararat setelah banjir besar yang berlangsung selama 150 hari sekitar 5.000 tahun yang lalu. Kini, para peneliti percaya bahwa mereka telah menemukan tanda-tanda aktivitas manusia di sekitar formasi berbentuk perahu tersebut, yang diperkirakan berasal dari antara tahun 5500 hingga 3000 SM.
“Dalam hal penanggalan, disebutkan bahwa ada kehidupan di wilayah ini juga,” kata Faruk Kaya, wakil rektor profesor di American International Christian University (AICU), dikutip dari The Daily Mail, Senin (2/12/2024).
“Hal ini terungkap dalam hasil laboratorium,” imbuhnya.
Meskipun demikian, temuan ini tidak membuktikan kebenaran kisah Alkitab. Para arkeolog telah berulang kali menegaskan bahwa formasi tersebut merupakan hasil dari proses alamiah, bukan sisa-sisa kapal yang karam.
Tidak ada bukti geologis yang mendukung adanya banjir global seperti yang dijelaskan dalam teks-teks keagamaan. Meskipun beberapa orang berpendapat bahwa banjir lokal mungkin pernah terjadi, hal ini masih menjadi bahan perdebatan.
“Dengan penanggalan tersebut, tidak mungkin untuk mengatakan bahwa kapal itu ada di sini. Kita perlu bekerja lama untuk mengungkapnya,” kata Kaya kepada media berita Turki Hurriyet.
Pada penelitian periode berikutnya, para peneliti sepakat untuk melakukan studi bersama di bawah pimpinan ITU, Andrew University, dan AICU. “Tiga universitas akan melanjutkan pekerjaan mereka di bidang ini di masa mendatang,” tukasnya.