Roket Reusable China Siap Menjadi Saingan Baru SpaceX Elon Musk

Sahrul

Perusahaan antariksa asal China baru saja memperkenalkan konsep roket yang sepenuhnya dapat digunakan kembali. Desain ini memiliki kemiripan dengan Starship milik SpaceX, yang juga dirancang untuk mewujudkan ambisi besar mereka di dunia luar angkasa.

Konsep terbaru untuk desain roket Long March 9 milik China diperkenalkan di Zhuhai Airshow yang digelar di Provinsi Guangdong, pada 12 November 2024, seperti yang dilaporkan oleh Space News pada Selasa (19/11/2024).

Video animasi yang menampilkan konsep baru Long March 9 memperlihatkan roket tahap pertama yang besar membuka sirip kisi dan melakukan pembakaran saat memasuki atmosfer Bumi. Setelah itu, roket ini melaksanakan pembakaran lagi untuk mendarat di platform lepas pantai, di mana rel yang dapat digerakkan menutup untuk menangkap tahap roket tersebut, dengan sirip kisi yang berada tepat di atas atau bersandar pada rel.

Pada bulan Oktober lalu, SpaceX berhasil mendemonstrasikan penangkapan pertama pendorong roket Super Heavy-nya. ‘Lengan’ yang ada di landasan peluncuran roket tersebut berfungsi untuk mengontraksi dan menangkap pendorong tepat di bawah sirip kisi-kisi.

Video tersebut juga menampilkan tahap atas roket yang, mirip dengan Starship, melakukan gerakan “belly flop” saat kembali ke atmosfer dan kemudian mendarat secara vertikal setelah fase penurunan dengan tenaga pendorong.

“Roket angkat berat ini memiliki kapasitas 100 ton ke orbit Bumi rendah dan 50 ton ke orbit transfer Bulan, yang dapat memenuhi kebutuhan peluncuran berbagai misi luar angkasa dari orbit rendah hingga eksplorasi luar angkasa dalam,” kata Chen Ziyu, seorang perancang roket di China Academy of Launch Vehicle Technology (CALT) di bawah China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC).

Chen mengungkapkan bahwa pengembangan Long March 9 akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama akan berfokus pada pembuatan model angkat berat untuk memperlancar akses ke luar angkasa, sementara tahap kedua akan menghadirkan konfigurasi dua tahap yang sepenuhnya dapat digunakan kembali, dengan tujuan mengurangi biaya dan meningkatkan frekuensi peluncuran.

“Tujuan utama kami adalah memiliki konfigurasi dua tahap yang dapat digunakan kembali sepenuhnya. Dan konfigurasi yang berbeda dapat disesuaikan dengan kebutuhan peluncuran misi ke orbit yang berbeda,” kata Chen.

China telah lama mengembangkan roket superberat, namun desainnya telah mengalami beberapa perubahan selama bertahun-tahun. Long March 9 CALT, yang sebelumnya direncanakan sebagai roket sekali pakai dengan diameter 10 meter dan empat pendorong samping berdiameter 5 meter, kini telah berevolusi. Desain baru ini mencakup berbagai varian yang menggunakan bahan bakar minyak tanah dan metana untuk memungkinkan penggunaan ulang, seperti yang disampaikan dalam presentasi kepada pejabat CALT.

Roket superberat memainkan peran kunci dalam rencana ambisius China untuk membangun International Lunar Research Station (ILRS) yang direncanakan pada 2030-an. Selain itu, roket ini juga akan menjadi bagian penting dalam proyek-proyek potensial lainnya, seperti pembangunan stasiun tenaga surya di orbit geostasioner. Dengan kemampuan untuk digunakan kembali, roket ini akan mengurangi biaya secara signifikan, sekaligus meningkatkan kelayakan berbagai misi luar angkasa jangka panjang.

China juga memiliki rencana ambisius untuk membangun dua konstelasi megakonstelasi di orbit Bumi rendah, masing-masing terdiri dari sekitar 13.000 satelit. Roket Long March 9 yang dapat digunakan kembali sepenuhnya, dengan kapasitas muatan yang tinggi, akan sangat mendukung inisiatif ini. Keunggulan serupa juga dimiliki oleh SpaceX, yang berencana menggunakan Starship untuk meluncurkan satelit Starlink ke orbit. Long March 9 akan menjadi kunci untuk penyebaran satelit-satelit tersebut, memberikan fleksibilitas dan efisiensi dalam misi luar angkasa besar-besaran.

Also Read

Tags