KARAWANG, MEDIASERUNI.CO.ID – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengatakan tidak elok sebagai bangsa yang besar tetapi jahe saja masih import. Untuk itu Dedi menyarankan supaya kembali mencintai produk dalam negeri.
“Strategi agar tidak lagi melakukan impor jahe maka harus penuhi kebutuhan negeri dengan produk dalam negeri,” ucap Dedi Mulyadi dalam keterangan persnya di pabrik pengolahan dan pemanfaatan limbah B3, Senin, 22 Maret 2021.
Dedi diminta komentarnya terkait pemusnahan ratusan ton jahe segar impor karena tidak memenuhi persyaratan karantina pada Balai Besar Karantina Pertanian Tanjungpriok, Jakarta Utara.
Baca Juga : Toto Suryana : Selasa Lapor Hasil Pilkades, Pembubaran Panitia Urusan BPD
Pemusnahan jahe segar impor langsung dilakukan Menteri Pertanian dan Ketua Komisi IV DPR-RI dilakukan di PT. Trigunapratama Jalan Wiradalem, Desa Gintung Kerta, Klari, Karawang.
Jahe yang dimusnahkan sebanyak 2 kontainer seberat 54 ton dari Myanmar dan 2 kontainer dengan berat 54 ton berasal dari Vietnam dengan total 108 ton jahe impor.
Direktur PT. Trigunapratama Ade Priyadi mengatakan pemusnahan ratusan ton jahe itu diperkirakan berlangsung selama dua hari. “Kita targetkan selama dua hari sudah beres,” ucap Ade Priyadi.
Kepala Badan Karantina Pertanian RI Ade Jamil menungkapkan jahe impor dimusnahkan karena terkonfirmasi busuk dan terkontaminasi OPTK melalui pelabuhan Tanjung Priok Jakarta sejak tanggal 1 Maret 2021.
“Adapun alasan pemusnahan dikarenakan terkontaminasi OPTK dan busuk, sehingga harus dimusnahkan dengan cara di bakar dan disemprot pestisida, pelaksanaan sesuai dengan surat keputusan badan karantina pertanian tanjungpriok dengan nomor 57 KPTSOT 160 N.7TPA 012021 tentang tindakan pelaksanaan pemusnahan media OPTK jahe,” tukas Ade. (Muhtar/Mayadasari)