Mediaseruni.co.id – Subuh tadi, 31 Januari 2022, saya merasa nyaman melintasi jalur sepanjang Klari – Purwasari. Rasa was-was melintas di jalur itu sudah berkurang.
Puluhan jalan berlobang dan keroakan maut sepanjang lintasan itu sudah ditalam alias tambal sulam. Sudah tidak adalagi jebakan lubang dalam berbentuk mata memanjang sepanjang kurang lebih 40 cm diatas jembatan Klari.
Berkurangnya rasa was-was ini mungkin dirasakan pula 2000 pengendara motor, perkiraan saya, yang melintasi jalur Klari – Purwasari, selama kurun waktu 1,5 jam (pukul 05.30 – 07.00 Wib).
Semua sudah ditalam, termasuk jebakan-jebakan lubang dan keroakan kecil sepanjang 200 meter dari perempatan Kopel ke arah Hotel Pangestu.
Hanya saja, masih ada empat keroakan besar menuju arah rest area Km 57. Mengenai keroakan ini saya maklum. Karena memang sejak 10 tahun lalu Pemda Karawang tak pernah mampu menutup keroakan ‘politis’ ini.
Saya sebut selama itu, karena memang sejak 10 tahun lalu, mungkin lebih mengkritisi sepanjang jalur ‘mengerikan’ Klari – Purwasari itu, selalu keroakan jalan menyerupai kubangan kerbau diujung perematan Kopel itu selalu lolos dari tambalan.
Makanya saya sebut jalur ‘politis’ karena ruas jalan itupun menjadi lintasan utama truk-truk besar pabrik yang menggunakan jalur itu sebagai jalan utama. Bahkan tidak sedikit truk besar yang ngetem di ruas jalan itu, dan keluar subuh-subuh dan tentunya akan melindas pula bagian jalan berkeroak tersebut.
Ini menyebabkan barangkali Pemda (baca; Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) enggan untuk menambal. Meski titik keroak di ruas itu sangat membahayakan terutama pengendara motor.
Selain rawan macet, karena truk-truk besar yang akan berbelok dari arah Kopel kearah Jalan Baru (Lingkar Tanjungpura) pun akan memakan hampir tiga perempat badan jalan.
Perlu juga disampaikan, biasanya petistiwa kecelakaan disepanjang jalur ‘mengerikan’ Klari – Purwasari adalah kecelakaan tunggal akibat jalan berlobang dan berkeroak.
Hanya saja, terakhir dua minggu lalu, saya menyaksikan, mungkin karyawan sebuah perusahaan, yang semula saya kira kantong pelastik besar berwarna biru, meringkuk di tengah jalan tak jauh dari motor, sekitar 40 meter sebelum pertigaan Kopel.
Saya tahu ternyata korban kecelakaan mungkin kecelakaan tunggal karena melindas keroakan besar dibelakangnya, setelah berputar arah ke pertigaan Kopel. Pria malang itu masih mengenakan helm tetapi wajahnya penuh darah.
Dan, saya berdoa, semoga tulisan saya Jumat 28 Januari 2022 dan hari ini, 31 Januari 2022, menjadi amal baik buat dirinya. (Mds)