Penyakit Seram Menyebabkan 75 Ribu Burung Mati Massal

Sahrul

Di danau Tule, yang terletak di perbatasan antara California dan Oregon, Amerika Serikat, lebih dari 75 ribu burung telah mengalami kematian massal. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat, dengan ribuan burung lainnya diprediksi akan menemui nasib serupa dalam beberapa minggu ke depan. Fenomena tragis ini menandakan potensi krisis ekologis yang lebih besar, mengingat dampak penyakit yang mungkin menyebar di antara populasi burung lainnya di daerah tersebut.

Wabah ini tercatat sebagai yang terparah di wilayah tersebut, dengan jumlah burung yang mati jauh melampaui insiden serupa yang terjadi pada tahun 2020. Departemen Pertanian setempat telah melakukan pengambilan sampel dan menemukan bahwa burung-burung tersebut positif terinfeksi penyakit botulisme. Kondisi ini menambah keprihatinan akan kesehatan ekosistem lokal dan menyoroti perlunya tindakan segera untuk mengatasi penyebaran penyakit yang mematikan ini.

Seperti dikutip dari Newsweek, botulisme merupakan penyakit yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum. Penyakit ini berdampak pada fungsi sistem saraf, yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Dalam kasus yang lebih serius, botulisme dapat berujung pada kematian akibat gagal napas atau tenggelam. Keberadaan penyakit ini menimbulkan kekhawatiran tidak hanya bagi burung, tetapi juga bagi spesies lain yang mungkin terpapar, menegaskan pentingnya pemantauan kesehatan hewan di ekosistem tersebut.

Clostridium botulinum berkembang dengan baik di lingkungan yang minim oksigen, seperti dalam lumpur atau sisa-sisa tumbuhan yang membusuk, yang sering dijumpai di lahan basah dan badan air tergenang. Burung umumnya terpapar racun ini ketika mereka mengonsumsi makanan yang terkontaminasi atau minum air yang mengandung racun tersebut. Situasi ini memperburuk risiko wabah botulisme, terutama di area dengan kelembapan tinggi, di mana keberadaan bakteri ini dapat meningkat dan mengancam kesehatan satwa liar.

Wabah botulisme pada burung sering kali terjadi selama musim panas, ketika suhu meningkat, permukaan air surut, dan proses pembusukan menjadi lebih aktif. Burung yang terinfeksi biasanya menunjukkan tanda-tanda kelemahan, kesulitan untuk terbang atau berjalan, dan sering kali mengalami kelumpuhan. Gejala-gejala ini menjadi sinyal bahaya yang menandakan adanya masalah serius dalam ekosistem, memperlihatkan bagaimana perubahan lingkungan dapat berdampak pada kesehatan satwa liar.

“Pada tanggal 15 September, saya melihat sekitar 500 burung mati di air, mulai unggas air hingga burung pantai, burung camar hingga burung penyanyi,” kata Teresa Wicks, ahli biologi di Bird Alliance of Oregon.

“Spesies paling umum adalah northern shovelers, northern pintails, dan American coots, tapi spesies lain juga terpengaruh, termasuk burung penyanyi dan predator yang memakan bangka Kemungkinan besar kita tidak akan pernah tahu jumlah kematian sebenarnya karena tidak semua burung mati di air,” tambah dia.

Wilayah ini memang memiliki sejarah wabah botulisme, tetapi biasanya hanya menyebabkan kematian beberapa ratus burung, bukan hingga puluhan ribu seperti yang terjadi kali ini. Untuk menghentikan penyebaran wabah ini, satu-satunya harapan terletak pada curah hujan dan suhu yang lebih dingin, yang dapat mengubah kondisi lingkungan dan meminimalkan risiko infeksi. Fenomena ini mengingatkan kita bahwa perubahan cuaca bisa menjadi kunci dalam memulihkan keseimbangan ekosistem yang terganggu.

“Cekungan Klamath berfungsi sebagai habitat penting bagi burung yang bersarang dan bermigrasi di sepanjang Pacific Flyway. Kehancuran yang terjadi di sini akibat wabah botulisme akan berdampak jangka panjang di seluruh Pantai Barat,” kata Wicks.

Bird Ally X, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada penyelamatan burung-burung yang terluka di area tersebut, telah berusaha keras untuk membantu burung-burung yang terdampak wabah ini. Mereka berhasil merawat dan memulihkan ratusan burung yang sebelumnya terpapar, kemudian mengembalikannya ke habitat alami mereka. Usaha ini mencerminkan dedikasi dan komitmen untuk melindungi satwa liar, serta mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem demi kelangsungan hidup berbagai spesies.

Also Read

Tags