Sebuah video menakjubkan memperlihatkan pertemuan antara lava dan salju, dengan batuan cair dari gunung berapi Islandia yang perlahan merayap di atas permukaan salju.
Rekaman ini diambil oleh Jeroen Van Nieuwenhove saat letusan Gunung Berapi Sundhnúkagígar pada Februari 2024. Aktivitas vulkanik ini terkait dengan letusan besar Sundhnúkur pada 2023-2024 yang menyebabkan kerusakan pada bangunan-bangunan di kota Grindavík.
Baru-baru ini, Van Nieuwenhove membagikan cuplikan tersebut melalui akun media sosialnya, dan postingannya dengan cepat menyebar luas bak api yang menyambar rerumputan kering. Unggahan itu berhasil menarik perhatian besar, mengumpulkan lebih dari setengah juta tanda suka dari para pengguna internet.
Meski begitu, sejumlah penonton meragukan keaslian video tersebut, menganggapnya sebagai hasil rekayasa menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Namun, sang videografer menegaskan bahwa rekaman itu benar-benar autentik. Ia memastikan tidak ada manipulasi, pengeditan, ataupun percepatan durasi yang dilakukan video tersebut sepenuhnya murni sesuai kenyataan.
“Saya merasa ini sangat menarik karena menunjukkan dengan indah bagaimana kita manusia masih bisa terkejut dengan betapa uniknya alam. Ini menunjukkan bagaimana kita menganggap sesuatu itu palsu karena kita tidak dapat memahaminya. Bukankah itu menarik?” katanya dalam postingan lainnya.
Salah satu kejanggalan yang menjadi sorotan adalah ketidakhadiran uap saat salju bersentuhan langsung dengan lava yang membara merah menyala. Fenomena ini memicu rasa ingin tahu Van Nieuwenhove, yang kemudian berusaha menggali penjelasan ilmiah untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Ia kemudian diberi tahu bahwa fenomena tersebut kemungkinan berkaitan dengan efek Leidenfrost, sebuah konsep yang pertama kali diuraikan pada abad ke-18. Efek ini menjelaskan bahwa ketika cairan mendekati permukaan yang suhunya jauh lebih tinggi dari titik didih cairan tersebut, lapisan tipis uap terbentuk. Lapisan uap ini bertindak sebagai isolator, mencegah cairan tersebut mendidih seketika. Bukannya menguap, gas yang dihasilkan justru menciptakan bantalan yang membuat tetesan cairan melayang di atas permukaan panas, seolah menari tanpa menyentuhnya secara langsung.
“Sangat menarik Anda menanyakan ini kepada saya,” imbuh Van Nieuwenhove seraya menambahkan bahwa beberapa kesalahpahaman juga dapat dikaitkan dengan sifat fisik lava yang aneh.
“Satu hal yang saya sadari saat mendokumentasikan serangkaian letusan yang sedang berlangsung di Islandia selama empat tahun terakhir adalah bahwa kebanyakan orang menganggap lava seharusnya ‘berperilaku aneh’,” ujarnya.
“Saya menduga efek khusus dalam film memiliki hubungan yang cukup signifikan dengan hal itu. Orang-orang terkejut seperti apa bentuknya, bagaimana ia bergerak, bagaimana bunyinya, dan bagaimana ia berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Lava adalah zat yang aneh dan terlihat surealis dalam video,” kata Van Nieuwenhove.