Dalam hitungan minggu, tepatnya di awal Oktober, dunia akan disuguhi sebuah fenomena alam yang langka, yaitu Gerhana Matahari Cincin. Namun, tidak seluruh bagian planet kita akan mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan peristiwa menakjubkan ini. Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Apakah negeri kepulauan ini termasuk wilayah yang dapat menikmati keindahan alam tersebut?
Gerhana Matahari Cincin dijadwalkan berlangsung pada 2 Oktober 2024. Pada saat fenomena ini terjadi, Bulan akan melintas di depan Matahari, menyelubungi cahaya yang seharusnya mencapai Bumi. Akibatnya, area yang terpengaruh akan mengalami kegelapan seolah-olah malam tiba untuk sesaat, menciptakan suasana yang menakjubkan dan misterius di siang hari.
Menurut laporan dari Space pada Rabu (25/9/2024), Gerhana Matahari Cincin akan melintasi wilayah Samudera Pasifik dan bagian selatan Amerika Selatan. Puncak pengamatan akan terjadi di Samudera Pasifik, di mana Bulan akan menutupi sekitar 93% dari Matahari, menciptakan fenomena ‘cincin api’ yang akan bertahan selama 7 menit dan 25 detik. Keindahan alami ini akan memberikan pengalaman luar biasa bagi para pengamat yang berada di jalur tersebut.
Gerhana Matahari Cincin ini akan mengikuti lintasan yang luas dan panjang, dimulai dari bagian selatan Hawaii di Samudera Pasifik Utara dan berakhir di utara Georgia Selatan di Samudera Atlantik Selatan.
Perjalanan gerhana ini mencakup jarak sejauh 14.163 kilometer, dengan lebar lintasan berkisar antara 265 hingga 331 kilometer. Hanya sedikit wilayah daratan yang dilalui fenomena ini, yaitu Rapa Nui (Pulau Paskah) serta bagian selatan Chili dan Argentina di benua Amerika Selatan yang terletak dalam lintasan cincin tersebut.
Gerhana Matahari Cincin yang akan terjadi pada 2 Oktober 2024 dipandang sebagai momen yang istimewa, karena fenomena ini berlangsung setelah Gerhana Besar Amerika Utara pada 8 April yang lalu. Dengan demikian, minat masyarakat terhadap gerhana matahari diperkirakan akan tinggi, dan banyak pemburu gerhana akan merencanakan perjalanan untuk menyaksikan peristiwa menakjubkan ini.
Gerhana kali ini juga cukup istimewa karena berlangsung dalam waktu yang lama, dengan fase cincin api yang dapat terlihat hingga 7 menit 25 detik. Durasi ini jauh lebih lama dibandingkan dengan 4 menit 52 detik yang terjadi di Amerika Serikat selama Gerhana Matahari Cincin terakhir pada 14 Oktober 2023.
Destinasi paling ideal untuk menyaksikan fenomena ini adalah Rapa Nui, yang lebih dikenal sebagai Pulau Paskah, sebuah tempat yang benar-benar ikonik.
Melihat dari lintasan gerhana, ini berarti masyarakat Indonesia tidak dapat menyaksikan langsung momen saat Matahari tertutupi oleh Bulan. Namun, berkat kemajuan teknologi, warganet di Tanah Air masih bisa menikmati peristiwa tersebut secara online melalui live streaming yang biasanya disediakan oleh NASA.