Artikel:
Jakarta, mediaseruni.co.id – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) baru-baru ini merilis laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Oktober 2025. Data tersebut memunculkan kekhawatiran serius terkait kondisi fiskal negara.
Hingga Oktober 2025, belanja negara tercatat mencapai Rp2.593,0 triliun, atau 75,5% dari proyeksi. Namun, yang menjadi sorotan utama adalah defisit APBN yang membengkak hingga Rp479,7 triliun, setara dengan 2,02% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit keseimbangan primer juga berada di angka yang mengkhawatirkan, yaitu Rp45,0 triliun.

Related Post
Penerimaan Pajak Seret, Target Terancam Meleset
Salah satu penyebab utama defisit yang membengkak adalah kinerja penerimaan pajak yang belum optimal. Hingga akhir Oktober 2025, setoran pajak baru mencapai Rp1.459 triliun, atau 70,2% dari target yang dipatok sebesar Rp2.076,9 triliun.
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, mengakui bahwa realisasi penerimaan pajak hingga Oktober 2025 masih di bawah capaian periode yang sama tahun sebelumnya. "Secara neto sampai dengan akhir Oktober sudah terkumpul Rp1.459,03 triliun, ini di bawah tahun lalu," ujarnya.
Kondisi ini tentu menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Upaya ekstra keras dibutuhkan untuk mendongkrak penerimaan negara di sisa waktu tahun anggaran 2025. Jika tidak, defisit APBN berpotensi semakin melebar dan mengancam stabilitas ekonomi nasional. mediaseruni.co.id akan terus memantau perkembangan situasi ini dan memberikan informasi terkini kepada pembaca.









Tinggalkan komentar