Dinding Kaldera Gunung Galunggung Longsor Tiga Kali Dua Pekan Terakhir

Dinding Kaldera Gunung Galunggung Longsor Tiga Kali Dua Pekan Terakhir

Mediaseruni.co.id, BANDUNG – Dalam dua pekan terakhir Gunung Galunggung di Tasikmalaya, Jabar, memperlihatkan aktifitas longsor pada dinding kaldera bagian barat.

Hal itu diungkapkan anggota Tim Relawan RAPI Jawa Barat, Rusli alias Encus, via pesan elektronik melalui WhatsApp, dirilis Senin 27 Maret 2023.

“Longsoran terjadi tiga kali, yakni tanggal 12, 16 dan 24 Maret 2023, dengan amplitudo dan durasi berbeda,” ucap Rusli, pria yang juga akrab disapa Mang Encus.

Longsor pertanya terjadi pada 12 Maret 2023 pukul 01.06 Wib. Longsor yang terjadi cukup besar pada dinding kaldera Galunggung bagian barat. “Kejadian longsor ini terekam di seismograf dengan amplitudo 13.5 mm dan durasi 242 detik,” ucap Mang Encus.

Kejadian longsor pada dinding kaldera masih terekam di seimograf hingga tanggal 16 Maret 2023, dengan amplitudo semakin mengecil yaitu berkisar 1.5 – 2 mm dan durasi 65 – 110 detik.

Perkembangan terakhir aktifitas Kawah G. Galunggung hingga tanggal 24 Maret 2023 pukul 12.00 Wib, longsoran masih terjadi namun dengan intensitas yang semakin melemah.

Dan menurut Pengamatan visual hingga tanggal 24 Maret 2023 baik melalui CCTV kawah dan pemantauan langsung di lapangan, menunjukkan tidak terjadi perubahan pada aktivitas vulkanik Kawah Galunggung.

Warna pada air danau kawah tidak mengalami perubahan yaitu berwarna hijau muda dan kekuning-kuningan/keruh. Asap dari tembusan solfatara tidak teramati serta gas belerang tidak tercium.

Suhu air danau kawah tidak mengalami perubahan masih berkisar pada 23oC – 25oC.Pengamatan kegempaan G. Galunggung pada perioda 01 – 24 Maret 2023 masih didominasi oleh Gempa Tektonik Jauh yang terekam sebanyak 51 kejadian.

Gempa Vulkanik Dalam tidak mengalami peningkatan dan hanya terekam sebanyak 6 kejadian. Pengamatan deformasi dengan tiltmeter dan Global Positioning System (GPS) menunjukkan tidak terjadi deformasi pada tubuh gunungapi.

BACA JUGA:  Wagub Jabar, Tinjau Lokasi Korban Longsor Dan Banjir Di Tasikmalaya

Berdasarkan hal tersebut diatas maka disimpulkan bahwa tingkat aktifitas Gunungapi Galunggung tidak mengalami peningkatan dan tetap berada pada Level I (Normal).

Kendati demikian, relawan RAPI Jabar ini menyarankan agar masyarakat disekitar Gunungapi Galunggung, termasuk wisatawan atau pengunjung dan pendaki untuk tidak bermalam apalagi turun ke kawah Gunung Galumggung.

Demikian pun untuk berenang tidak diperbolehkan juga mengkonsumsi air danau kawah G. Galunggung karena dikhawatirkan dapat menimbulkan keluhan atau gangguan kesehatan.

Masyarakat di sekitar G. Galunggung diharap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Galunggung dan agar selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat.

Terkait Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Encus yang juga satgas TRC RAPI Jabar mengatakan bekerjasama dengan pihak Geologi.

“Kami selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (BPBD Provinsi Jawa Barat) dan BPBD Kabupaten Tasikmalaya serta BPBD Kabupaten Garut,” kata Encus.

Sementara, Encus pun menyarankan supaya BPBD Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut untuk berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Galunggung di Desa Padakembang Kecamatan Padakembang, Singaparna, Tasikmalaya, atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.

Tingkat aktivitas G. Galunggung dapat dievaluasi kembali jika terdapat perubahan aktifitas secara visual dan instrumental yang signifikan.

Encus mengatakan, informasi ini berasal dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (Chandra)

Editor Azhari

 

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan





Stay Connected

2,411FansSuka

146PengikutMengikuti

53PengikutMengikuti

Latest Articles