Covid 19 Sekarang Sangat Ganas, Ingatkan, Ditangan Teman Saudara dan Tetangga Ada Nyawa Kita
Karawang, mediaseruni.co.id – Takut sekaligus waspada; meningkatkan kewaspadaan, ketika mengetahui sekalipun sudah divaksin ternyata masih bisa terpapar Covid-19. Tetapi sedikit terhibur, kalau ternyata juga dengan divaksin, tubuh, setidaknya dapat bertahan dari ancaman virus tersebut. Bahkan sumber medis menyebutkan vaksin menghindarkan dari ancaman kematian akibat Covid-19.
Tidak usahlah bicara soal kematian, karena untuk yang satu itu adalah hakNya Yang Maha Kuasa. Kita semua tahu itu. Dan harus kita ketahui bahwa Allah Yang Maha Tahu dan atas KehendakNya jua kapan ummatNya akan dipanggil menghadap. Tanpa izin Allah, tak sesuatupun yang sanggup melepas nyawa dari raga manusia. Karena Dia Yang Maha Mengatur dan Memiliki, langit, bumi dan segala isinya, termasuk virus Covid-19 dan obatnya.
Disini kita berbicara bahwa kita adalah golongan manusia, yang sejak di Ciptakan dengan nama Adam sudah ditunjuk sebagai Khalifah atau Pemimpin di bumi. Sejak itu juga hilanglah ‘kesaktian langit’ yang umumnya dimiliki oleh mahluk-mahluk langit, seumpama Malaikat dan Jin. Namun, bukan berarti tidak dapat dimiliki lagi, karena sebetulnya, Allah pun tetap memperbolehkan untuk memilikinya lagi. Tetapi dengan satu syarat… Milikilah kembali dengan cara-cara manusia.
Cara manusia yang dimaksud tentu saja dengan usaha dan kerja keras (ikhtiar) dan berdoa. Bukankah satu-satunya yang dikaruniahi akal dan pikiran hanya manusia? Untuk itu juga manusia disebut sebagai mahluk utama; akal dan pikiran yang membuat derajat manusia lebih tinggi daripada Malaikat dan Jin. Saat ini manusia sedang menghadapi ujian maha berat melalui virus bernama corona atau Covid-19. Barangkali Allah ingin jawaban dari manusia, apakah manusia masih menginginkan bumi ini ada atau ditiadakan saja. Artinya selesai sudah urusan di bumi, lalu berhitunglah di akherat.
Sebagai manusia, saya menjawab, Tidak! Bumi ini tetap harus dipertahankan! Maka saya pastikan lawan Covid-19 dengan cara manusia. Berdoa dan berihktiar. Berdoa, karena kita sadar meskipun keras upaya dan usaha yang sudah dilakukan namun Covid ini tak kunjung hilang, malah semakin ganas dan makin berbahaya dengan munculnya varian delta, varian beta dan varian alfa, semuanya varian-varian Covid-19 yang penyebarannya demikian cepat. Kalau sebelumnya cukup dengan satu lapis saja penutup hidung dan mulut (masker) sekarang butuh dua lapis karena kemampuan varian virus ini menembus masker dua kali lipat hebatnya dari virus covid biasa.
Disini kita juga tak hendak bicara mengenai physical distancing dan social distancing atau menjaga jarak dengan manusia lain minimal satu meter, baik secara pisik mapun keamanannya dengan mengenakan masker dan membekali diri dengan antiseptik (hand sanitizer) dan selalu mencuci tangan. Kita semua tahu itu, tetapi apakah kita sudah melakukannya? Sudah dua tahun lamanya dan sudah dua tahun pula menahan rindu dengan orang tua dan sanak saudara karena tidak bisa mudik. Apakah selamanya kita tetap harus seperti ini…
Tidak! Itu jawab saya yang kedua. Dan, saya tidak akan membiarkan hak hidup saya dirampas Covid-19 dan saya tidak akan biarkan pemerintah terus-terusan mengatur dan membatasi hak sosial saya, hak melepas rindu dengan orang tua dan sanak keluarga dan hak saya untuk mencari nafkah bagi anak dan istri saya. Maka saya pastikan saya akan habis-habisan berperang melawan covid-19.
Sebetulnya Sang Maha Kuasa telah menurunkan pusaka hebat ke bumi, namanya ‘Trisula Manusia’ nama lain dari 3 M, yakni Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan. Sayangnya, disadari atau tidak, kita terkesan mengabaikan. Padahal inilah bentuk Keadilan yang diberikan Allah kepada manusia karena membiarkan virus Covid-19 merajam
Ibu Pertiwi.
Mestinya sebagai putra dan putri Ibu Pertiwi kita marah ibu kita dirajam, lalu bersatu dan bersama-sama bersama ulama, Sang Penjaga Bumi, menghabisi Covid-19. Tetapi yang terjadi tidak seperti itu, kita mengabaikan panggilan ibu kita dan membiarkan ibu kita terluka parah, berdarah-darah dan sendirian berjuang melawan Covid-19.
Hari ini, sebagian putra putri ibu pertiwi, saudara-saudara kita para medis yang berjuang di garis terdepan bersama TNI Polri, bertumbangan dirajam Covid-19. Apakah kita tetap berdiam diri, duduk nyaman di rumah sambil menyaksikan mereka bertumbangan?
Tidak! Mari berjuang bersama. Jangan biarkan pemerintah merampas hak sosial kita, hak rindu kita dan hak kita mencari nafkah untuk keluarga. Caranya kita berjuang dari rumah dan lingkungan masing-masing. Saling mengingatkan untuk menggunakan pusaka Trisula Manusia atau Pusaka 3 M. ingatkan, kalau ditangan dan di mulut anak-anak kita, saudara-saudara kita, tetangga-tetangga kita dan teman-teman kita, disitu ada nyawa kita…. (*)
