Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengonfirmasi bahwa bahan bakar minyak (BBM) baru, yang merupakan solar dengan kandungan sulfur rendah, siap untuk diproduksi. Meskipun demikian, karena persediaannya yang masih terbatas, bahan bakar ini saat ini hanya akan tersedia di wilayah-wilayah tertentu. Hal ini menciptakan peluang yang terbatas, seperti sebuah ember yang hanya bisa mengisi satu gelas, menjadikan BBM ini eksklusif bagi daerah yang beruntung.
Dadan Kusdiana, yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, menyatakan bahwa solar rendah sulfur saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan nasional secara keseluruhan. BBM baru ini hanya dapat mencukupi permintaan di wilayah utara Jawa Barat. Dengan demikian, pasokan solar ini masih jauh dari ideal untuk memenuhi kebutuhan energi yang lebih luas di seluruh negeri.
“Ya produksinya sudah siap, tapi tidak cukup, untuk produksi itu hanya cukup untuk wilayah Jawa Barat bagian utara,” ujar Dada di Kementerian ESDM Jakarta.
Dadan menjelaskan bahwa wilayah utara Jawa Barat juga meliputi daerah Jakarta. Kehadiran bahan bakar minyak (BBM) baru ini diklaim bertujuan untuk mengurangi tingkat polusi udara. Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dengan mengurangi emisi berbahaya, menjadikannya langkah penting dalam menjaga kualitas udara di kawasan perkotaan.
“Jawa Barat utara termasuk Jakarta, dan itu juga secara infrastruktur mendukung kan sudah ada pipa. Jadi kapasitas infrastruktur pemerintah melihat kita akan prioritaskan di sini di Jakarta dan nanti sampai ke Balongan sana gitu ya. Jadi fokusnya memang Jakarta, kita ingin mengurangi polusi Itu,” tuturnya.