Presiden Prabowo Subianto belum lama ini menegaskan komitmen pemerintah dalam penyediaan hunian layak bagi rakyat, menandai peresmian akad massal puluhan ribu unit rumah subsidi di seluruh Indonesia. Acara yang dipusatkan di Kota Serang, Banten, ini bukan sekadar seremoni, melainkan simbol keberlanjutan program strategis yang melintasi era kepemimpinan, dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga Joko Widodo (Jokowi).
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo secara resmi menyatakan dimulainya akad massal Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk 50.030 unit rumah subsidi. Angka fantastis ini mencerminkan skala upaya pemerintah dalam mengatasi backlog perumahan dan memastikan akses hunian terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah di berbagai wilayah.
Prabowo menekankan bahwa program perumahan rakyat bukanlah kebijakan instan, melainkan sebuah estafet pembangunan yang memerlukan visi jangka panjang. "Prestasi luar biasa 50.030 akad massal rumah subsidi ini adalah bukti nyata bahwa pembangunan bangsa adalah proses berkelanjutan. Program ini dimulai dari Presiden SBY, diteruskan oleh Pak Jokowi, dan kini saya teruskan serta tingkatkan," ujar Prabowo, seperti dikutip dari mediaseruni.co.id. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya stabilitas kebijakan dan kesinambungan program demi tercapainya tujuan pembangunan nasional, terlepas dari pergantian kepemimpinan.

Related Post
Tak hanya fokus pada kuantitas, Presiden Prabowo juga memberikan perhatian serius terhadap kualitas hunian subsidi. Ia secara tegas mengingatkan para pengembang untuk menjaga standar dan meningkatkan mutu bangunan agar rumah-rumah tersebut benar-benar layak huni dan memberikan martabat bagi penghuninya. "Dan Pak Ara (Menteri PKP), pikirkan para pengembang ya, perbaiki kualitas rumah-rumahnya," tegasnya. Ini menjadi sinyal kuat bagi industri properti untuk tidak mengorbankan kualitas demi mengejar target, sekaligus melindungi investasi jangka panjang para pembeli.
Dampak positif program ini terasa langsung oleh masyarakat, salah satunya pasangan suami istri Haris Munandar dan Neni Kartini, seorang guru. Setelah sekian lama mendambakan rumah sendiri, mereka kini bisa bernapas lega berkat program rumah bersubsidi yang direalisasikan pemerintah. Kisah Haris dan Neni adalah representasi dari puluhan ribu keluarga lain yang kini memiliki kepastian hunian, sebuah fondasi penting untuk stabilitas ekonomi keluarga dan peningkatan kualitas hidup.
Program perumahan subsidi ini bukan hanya tentang membangun fisik rumah, tetapi juga membangun harapan, stabilitas sosial, dan pondasi ekonomi yang lebih kuat bagi jutaan keluarga Indonesia. Keberlanjutan dan peningkatan kualitas program ini akan menjadi kunci dalam mewujudkan visi Indonesia yang lebih sejahtera dan berkeadilan.









Tinggalkan komentar