JAKARTA – Dalam lanskap ekonomi global yang semakin mengedepankan keberlanjutan, peran hutan sebagai aset strategis tak terbantahkan. Tidak hanya berfungsi sebagai paru-paru dunia, tetapi juga penyerap karbon esensial yang vital bagi mitigasi perubahan iklim. Sebuah laporan terbaru mengungkap daftar 10 negara dengan cadangan hutan terluas di dunia, memicu pertanyaan tentang seberapa besar kontribusi Indonesia dalam peta kehutanan global ini.
Data dari Food and Agriculture Organization (FAO) yang diproyeksikan hingga tahun 2025 menunjukkan bahwa sekitar 30 persen dari total daratan bumi, atau seluas 40 juta kilometer persegi, kini tertutup oleh hutan. Angka ini menegaskan betapa krusialnya ekosistem hutan bagi keseimbangan planet dan stabilitas ekonomi berbasis sumber daya alam.
Rusia muncul sebagai jawara tak terbantahkan dalam daftar ini, menguasai area hutan seluas 832.630 hektar. Luasan ini setara dengan seperlima atau 20 persen dari total hutan yang ada di seluruh dunia, menjadikannya pemain kunci dalam menjaga stabilitas iklim global dan memiliki implikasi besar terhadap pasar karbon di masa depan. Dominasi Rusia ini bukan hanya sekadar angka, melainkan cerminan tanggung jawab besar dalam pengelolaan sumber daya alam yang berdampak luas.

Related Post
Lebih dari sekadar penyedia kayu dan habitat satwa, hutan adalah investasi lingkungan yang tak ternilai. Kemampuannya menyerap sekitar 2,6 miliar ton karbon dioksida secara global menjadikannya benteng pertahanan utama melawan emisi gas rumah kaca. Jumlah serapan ini, yang mencapai sepertiga dari total karbon yang dilepaskan akibat pembakaran bahan bakar fosil, menyoroti urgensi perlindungan dan restorasi hutan sebagai solusi iklim yang paling efektif dan ekonomis.
Melihat data ini, pertanyaan mengenai posisi Indonesia dalam jajaran negara-negara pemilik hutan terluas menjadi semakin relevan. Sebagai negara kepulauan dengan keanekaragaman hayati melimpah, kontribusi Indonesia terhadap cadangan hutan dunia memiliki implikasi signifikan, baik dari sisi ekologi maupun potensi ekonomi hijau melalui skema seperti perdagangan karbon dan ekowisata. mediaseruni.co.id merangkum data ini sebagai bagian dari upaya memahami dinamika pengelolaan sumber daya alam global.









Tinggalkan komentar