Jakarta (mediaseruni.co.id) – Sistem tender proyek infrastruktur di kalangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya menjadi sorotan tajam. Persaingan sengit antar BUMN untuk memenangkan tender justru dinilai kontraproduktif dan berpotensi merugikan keuangan negara.
Managing Director Non-Financial Holding Operasional Danantara, Febriany Eddy, mengungkapkan keprihatinannya atas fenomena "kanibalisme" bisnis di antara BUMN. Dalam satu tender proyek, tak jarang tujuh BUMN Karya saling berkompetisi dengan menurunkan harga secara ekstrem, bahkan hingga menggerus margin keuntungan.
"Hal seperti itu sangat tidak sehat, tidak make sense, kita saling bunuh di dalam," tegas Febriany. Ia menambahkan, praktik ini justru merugikan BUMN itu sendiri dan berpotensi mengganggu keberlangsungan proyek infrastruktur.

Related Post
Selain persaingan yang tidak sehat, Danantara Indonesia juga menyoroti perencanaan pembangunan infrastruktur yang kurang matang. Akibatnya, estimasi biaya proyek seringkali membengkak dan waktu pelaksanaan meleset dari target. Kondisi ini semakin memperburuk beban keuangan BUMN Karya yang kerap menanggung biaya konstruksi tinggi.
Kondisi ini menjadi perhatian serius mengingat beberapa BUMN Karya tengah mengalami masalah keuangan. Diharapkan, pemerintah dapat mengevaluasi sistem tender proyek infrastruktur agar lebih efisien, transparan, dan tidak merugikan BUMN.









Tinggalkan komentar