Mediaseruni.co.id – Konsep bersyukur dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk penerapan yang sudah seharusnya dalam membentuk kepribadian anak, yang dapat dilakukan orang tua. Misalnya dengan mengucapkan terima kasih.
Makna bersyukur sendiri berarti menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan didapat, entah itu kecil ataupun besar. Meski sederhana, konsep bersyukur sangat penting untuk diajarkan kepada anak sejak dini.
Melansir Kompas.com, informasi dan pembelajaran lebih lanjut mengenai bersyukur juga bisa didapatkan melalui siniar Dongeng Pilihan Orangtua episode Dongeng Belajar Bersyukur Dari Uko dengan tautan dik.si/DopingBersyukur.
Dalam episode ini, Yaya dan Mimi mendapat pelajaran bersyukur setelah mendengar cerita masa lalu Uko. Kucing abu-abu ini memiliki masa lalu yang penuh lika-liku; ia hidup di jalan dan kerap disiksa.
Rasa syukur sering kali dianggap perkara sepele sebab manusia kerap menginginkan hal yang melebihi kapasitas diri. Contoh sederhananya, anak ingin mainan baru padahal ia baru saja dibelikan. Padahal, tak selamanya hal itu baik.
Dilansir dari TIME, David DeSteno, penulis sekaligus profesor psikologi di Northeastern University, menyatakan bahwa rasa syukur atau gratitude dapat membentuk pengendalian diri (self control). Pengendalian diri yang dimaksud berarti dapat menerima terjadinya sebuah proses dalam hidup dan sabar menjalaninya.
Bagaimana caranya bersyukur? Nguyen dan Gordon (2020) menyatakan bahwa bersyukur memiliki keterkaitan dengan perasaan bahagia yang dimiliki oleh anak-anak berusia lima tahun. Itulah mengapa, rasa syukur penting untuk diajarkan sejak kini karena dapat membentuk pribadi mereka.
Dilansir dari Big Life Journal, anak dapat mulai belajar bersyukur dengan menerapkan beberapa kebiasaan berikut. Mengucapkan kata ‘tolong’ dan ‘terima kasih’ dapat membentuk pola pikir. Hal ini dapat langsung dipraktekkan di kehidupan sehari-hari.
Misalnya, jika anak menginginkan sesuatu, dorong anak untuk mengucapkan kata ‘tolong’ terlebih dahulu. Lalu, saat memberikan sebuah hadiah untuk anak, orangtua bisa memberikan stimulus berupa ‘Kalau sudah dikasih hadiah, bilang apa?’ agar mereka mengucapkan ‘terima kasih’.
Hal itu perlu, agar sang anak akan terbiasa untuk mengucapkan ‘tolong’ dan ‘terima kasih’ sebagai bentuk menghargai orang lain.
Selain itu, ajak anak untuk praktik langsung lewat menolong orang yang lebih membutuhkan. Bisa dimulai dari pertolongan bentuk kecil, seperti menolong orangtua yang ingin menyebrang jalan atau meminjamkan alat tulis kepada teman.
Kebiasaan untuk menolong orang lain dapat menumbuhkan pribadi rasa syukur kepada anak. Ini terjadi karena mereka dapat berbagi apa yang dimiliki dengan orang yang lebih membutuhkan.
Selalu berterima kasih atas segala hal yang terjadi, baik besar maupun kecil. Misal, rasa berterima kasih karena makanan hari ini rasanya enak, berterima kasih karena bisa bangun di pagi hari, berterima kasih karena sudah dibelikan mainan baru, dan lain-lain.
Bersyukur merupakan perasaan yang membutuhkan proses panjang dalam pembentukannya. Oleh karena itu, harus ada upaya pembentukan pribadi anak lewat belajar menghargai setiap hal yang ada di dalam hidupnya. (Mds/*)