Mediaseruni.co.id, KARAWANG – Rektor Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang Prof. Dr. H. Dedi Mulyadi, SE., MM., mendukung keputusan Menteri terkait tugas akhir mahasiswa yang dapat berbentuk ragam selain skripsi.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menegaskan bahwa skripsi bukanlah satu-satunya jalur yang harus diikuti oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikannya.
Hal ini sejalan dengan Permendikbudristek No. 53 tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi yang telah disusun dengan matang.
“Sebenarnya, peraturan lama telah mengakomodasi konsep tugas akhir, sehingga tidak terbatas pada skripsi. UBP telah menerapkan ini sejak tahun 2020,” ujar Prof. Dedi saat diwawancarai pada Rabu 6 September 2023.
Prof. Dedi menjelaskan bahwa sejak tahun 2020, UBP telah memungkinkan mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhir mereka dalam bentuk skripsi maupun artikel ilmiah yang dapat diterbitkan di jurnal nasional atau internasional.
“Selain itu, kami juga telah menambahkan dua opsi baru, yaitu proyek kewirausahaan dan proyek desa, yang telah diterapkan di semua program studi, terutama di Program Studi Manajemen,” katanya.
Lebih dari 60 persen mahasiswa UBP telah mengadopsi pendekatan ini. Kampus ini memberikan izin kepada mahasiswanya untuk mengembangkan proyek, produk, atau aplikasi yang memiliki dampak positif bagi masyarakat.
Rektor menekankan bahwa tidak adanya kewajiban untuk menyelesaikan skripsi bukan berarti tugas akhir menjadi lebih mudah.
“Tidak adanya kewajiban untuk menulis skripsi bukan berarti tugas akhir menjadi sembarangan. Kami memiliki tanggung jawab moral dan akademis yang sama. Prosesnya juga tetap melibatkan bimbingan, proposal, penelitian, seminar, dan sidang,” tegasnya.
Sebenarnya, terang Rektor, jika dilihat, tugas akhir memiliki tahapan yang lebih kompleks dan memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan skripsi, karena hasilnya harus benar-benar matang, bermanfaat dan berkualitas.
Dengan menerapkan pendekatan tugas akhir yang beragam ini, Prof. Dedi berharap mahasiswa UBP dapat menjadi lebih inovatif dan kreatif serta memberikan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat luas.
Menurutnya, tugas akhir memiliki dampak yang lebih signifikan bagi masyarakat dibandingkan dengan skripsi, yang seringkali hanya menjadi arsip di perpustakaan.
“Skripsi seringkali hanya mencetak, diuji, dan lulus. Hasilnya kemudian disimpan di perpustakaan sebagai arsip. Namun, tugas akhir lebih dari itu, karena hasilnya harus benar-benar memberikan manfaat dan berdampak positif,” ucap Rektor UBP.
Menurut Rektor UBP, Menteri memandang hal ini sebagai pendekatan yang lebih efektif dan berdampak, karena pada akhirnya, semua yang dilakukan dalam pendidikan adalah untuk kepentingan masyarakat. (Yogi Kurnia/Mds)