KARAWANG, MEDIASERUNI.COM – Nelayan Pasir Putih Desa Pasirjaya Kecamatan Cilamaya Kulon menggelar aksi unjuk rasa di kantor Pemda Kabupaten Karawang, Senin (20/1/2020).
Ratusan nelayan melakukan itu karena sampai hari ini belum ada kejelasan kompensasi dari pihak Pertamina Hulu Energi (PHE) pasca kebocoran pipa minyak mereka di perairan pantai utara Karawang, sehingga menyebabkan hasil tangkapan nelayan berkurang.
“Akibat dari pencemaran laut oleh Pertamina ini kami Masyarakat kecil yang terkena dampak, mata pencaharian kami hilang. Pemerintah Daerah hanya diam seolah menutup mata. Padahal persoalan ini sudah berbulan-bulan lamanya,” tandas Masruin (45) nelayan Pasir Putih yang juga koordinator unjuk rasa kepada mediaseruni.com.



Ia mengungkapkan untuk membiayai kehidupannya sehari-hari banyak diantara mereka yang meminjam uang ke ‘bank emok’ untuk biaya hidupnya. Masruin pun membeberkan, Awalnya pihak Pertamina menjanjikan mereka dengan kompensasi sebesar Rp 150.000/hari. “Sampai saat ini pihak pertamina baru memberi sekali sebagai kompensasi sebesar Rp 1.800.000,” terang Masruin.
Dirinya pun mengaku, Limbah PT Pertamina menyisakan berbagai polemik yang hingga kini belum terselesaikan, khususnya bagi nelayan Pasir Putih Kecamatan Cilamaya Kulon karena. Akibat pencemaran itu jumlah ikan jadi berkurang sehingga tangkapan nelayan jadi sedikit. “Kalau dirata-ratakan hasil tangkapan ķami dapat 1kg saja sudah hebat,” tandasnya.