Mediaseruni.co.id, BULUKUMBA – Seorang anak perempuan berinisial MRY usia 15 tahun warga Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba, nyaris digilir 3 orang laki-laki pada malam Jumat 29 Juni 2023.
Percobaan pemerkosaan dan pencabulan tersebut dialami korban tidak jauh dari rumahnya, saat korban dalam perjalanan menuju ke salah satu kios yang terletak di sekitar Pasar Laloasa untuk membeli kerupuk pada Pukul 22.30 Wita.
Rosmiati ibu korban kepada media ini, Minggu 2 Juli 2023, mengatakan bahwa anaknya yang mengendarai motor tiba-tiba diberhentikan oleh terduga pelaku yang berjumlah 3 orang, dengan modus terduga pelaku ingin memberitahukan sesuatu kepada korban. Setelah korban berhenti, terduga pelaku kemudian menarik korban ke tempat gelap.
“Anak saya malam itu berniat beli kerupuk di kios sekitar Pasar Laloasa, namun biasanya cepat pulang. Perasaan saya tidak enak akhirnya saya suruh anak laki-lakiku, (kakak korban) menyusul,” cerita Rosmiati.
Namun, pas dalam perjalanan, lanjut Rosmiati, persis di depan SD, kakaknya meliat motor adiknya terparkir di pinggir jalan dan kakaknya lansung berhenti, dan lihat adiknya yang sedang berusaha melawan terduga pelaku. Kakaknya sempat mengejar namun ke tiga orang itu berhasil melarikan diri,” ujar Rosmiati.
Rosmiati menambahkan bahwa ia tidak menyangka terduga pelaku yang pernah bekerja sebagai supirnya itu tega melakukan hal tidak terpuji kepada anak perempuannya.
“Saya kenal ini anak, pernah kerja dengan saya. Menurut pengakuan anak saya bahwa terduga pelaku mentup mulut anakku menggunakan tangan dan sudah sempat dibuka bajunya, tapi anak saya ini melawan dengan cara menendang terduga pelaku,” lanjut Rosmiati.
Rosmiati tidak terima dengan kejadian yang menimpa anaknya sehingga ia melaporkan hal tersebut ke Polres Bulukumba pada Jumat 30 Juni 2023 sekitar Pukul 04.30 WITA dengan nomor laporan: STTPL/397/VI/2023 SPKT Polres Bulukumba, Polda Sulawesi Selatan.
Kanit PPA Satreskrim Polres Bulukumba Aipda Ahmad Kahar yang dikonfirmasi belum bisa memberikan banyak keterangan karena laporan belum sampai ke PPA. “Saya belum tahu laporannya, nanti saya cek,” singkat Ahmad Kahar. (S-7/Mds)