Mediaseruni.co.id – Mahisa Kicak berhasil membuat kalang kabut Laskar Mataram. Mahisa Kicak inilah seorang yang menguasai siasat tempur Petak Sembilan.
Dirinya mampu bergerak secepat kilat dalam satu gerakan, sehingga dirinya terlihat seolah berada disembilan tempat dalam satu kelebatan.
Sehingga tidak mengherankan, dalam sekejap itu, diapun berhasil mematahkan formasi tempur Laskar Mataram. “Mampus!” Mahisa Kicak kebutkan tangan kiri kedepan berbarengan dia menggembor kaki berputar, disusul dengan menjotos. Dan… “Baakk!” Lalu “Bukk!”
Tiga orang berselubung hitam sekaligus terjengkang kena hajar Mahisa Kicak. Namun, gerakan Mahisa Kicak tertahan. “Suutt” lima batang anak panah meluncur cepat, disusul kelebatan tiga orang menyelamatkan tiga orang terluka.
“Keparat!”
“Hemat suaramu, manusia kebal!” Suara orang berseragam hitam sambil meletik keudara. Berbarengan itu tiga batang anak panah deras meluncur.
“Setan!”
“Masih ada manusia kebal, ini!” Tidak tanggung-tanggung. Enam anak panah sekaligus meluncur. Namun lagi-lagi kandas. Anak-anak panah tersebut berpatahan begitu menyentuh Mahisa Kicak.
Akan tetapi manusia-manusia berselubung hitam pun teramat lihai. Gerakan mereka lincah. Persis burung Srigunting yang berkelebat-kelebat cepat saling bertukar posisi menyerang.
Belasan prajurit yang coba mendekat acap kali memekik panjang kena sambaran anak-anak panah mereka. Mereka berkelebat-kelebat sambil berteriak keras.
“Hidup Mataram… Hidup Kalijaga… Inilah Kali Mati…” Dan… “Siutttt!”
Seorang hendak membokong Raden Syarifudin terjungkal dengan leher ditembus anak panah. Prajurit nahas itu tewas sambil pegangi lehernya yang bolong. (bersambung)