Dilihat dari statistik, Bagnaia tercatat lebih sering menang dibandingkan Martin. Namun, mengapa poin yang ia kumpulkan justru kalah jauh dari Martin?
Persaingan sengit antara Francesco Bagnaia dan Jorge Martin terus berlanjut di musim 2024. Keduanya kini saling beradu ketat untuk merebut gelar juara MotoGP musim ini, dengan satu seri balapan tersisa. Baik Bagnaia maupun Martin masih memiliki peluang untuk merebut titel tersebut.
Namun, peluang Martin masih lebih besar dibandingkan Bagnaia, karena rider Pramac Ducati itu unggul 24 poin. Menariknya, jika melihat statistik sepanjang musim 2024, Bagnaia justru lebih sering meraih kemenangan dibandingkan Martin.
Bagnaia berhasil mencatatkan 10 kemenangan di balapan hari Minggu, sebuah pencapaian yang membuatnya sejajar dengan legenda-legenda MotoGP seperti Giacomo Agostini, Mick Doohan, Valentino Rossi, Casey Stoner, dan Marc Marquez, yang juga meraih 10 kemenangan dalam satu seri.
Bagnaia juga mencatatkan empat kali naik podium selain posisi pertama, dengan total poin yang dikumpulkan di balapan utama mencapai 345 poin. Sementara itu, Martin baru meraih tiga kemenangan di hari Minggu, namun ia lebih sering berdiri di podium selain juara pertama, yaitu sebanyak 11 kali. Meskipun demikian, jumlah poin yang diraih Martin di balapan utama hanya 321 poin, yang masih belum cukup untuk mengungguli Bagnaia.
Di Sprint Race, situasinya berbeda. Poin Martin unggul jauh dibandingkan Bagnaia, dengan Martin mencatatkan tujuh kali finis di podium pertama sepanjang musim ini. Selain itu, ia juga berhasil naik podium di luar posisi pertama sebanyak sembilan kali. Martin hanya dua kali gagal finis di Sprint Race. Dari balapan singkat tersebut, ia telah mengumpulkan 164 poin.
Sementara itu, Bagnaia baru meraih enam kemenangan di Sprint Race, dengan tiga kali finis di podium di luar posisi pertama. Pebalap yang merupakan jebolan VR46 Academy Riders ini juga tercatat lima kali gagal finis di Sprint Race. Akibatnya, total poin yang dikumpulkan Bagnaia hanya mencapai 116 poin, tertinggal 48 poin dari Martin yang unggul di balapan singkat tersebut.
Berkaca pada statistik tersebut, Martin memang terlihat lebih konsisten. Secara keseluruhan, ia lebih jarang gagal finis dibandingkan Bagnaia. Rider asal Spanyol ini hanya empat kali gagal finis, dengan dua kali di Sprint Race dan dua kali di balapan utama. Sementara itu, Bagnaia tercatat lebih sering gagal finis, dengan total delapan kali gagal finis—lima kali di balapan utama dan tiga kali di Sprint Race.