Mediaseruni.co.id – Kartu ATM agaknya mulai mendekati usia senja, menyusul berbagai kemudahan yang disajikan fitur-fitur digital untuk melakukan bermacam transaksi.
semakin mendekat. Penggunaannya di kalangan masyarakat akan semakin berkurang seiring dengan kemudahan fitur digital yang terus menggeser peran kartu ATM.
Mengutip Kontan.co.id, Bank Indonesia misalnya, baru-baru ini telah memperluas fungsi layanan QRIS, yang kini tidak hanya digunakan untuk pembayaran, tetapi juga untuk menarik dan menyetor uang tunai. Fungsi ini sebelumnya merupakan salah satu keunggulan kartu ATM.
Meskipun data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa jumlah kartu ATM yang diterbitkan masih terus bertumbuh hingga Juni 2023, dengan total 270,9 juta unit, naik dari 240,96 juta unit pada tahun sebelumnya.
Volume transaksi juga masih mengalami pertumbuhan dari 3,64 miliar transaksi pada Januari-Juni 2022 menjadi 3,78 miliar transaksi pada Januari-Juni 2023.
Kendati demikian Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengungkapkan, peran ATM belum menunjukkan penurunan secara signifikan saat ini, namun dalam beberapa tahun ke depan, tren tersebut diperkirakan akan menurun.
Hal itu seiring dengan perkembangan layanan mobile banking dari beberapa bank yang terus berkembang. “Dalam dua hingga tiga tahun ke depan, semua kartu fisik kemungkinan besar akan menghilang,” ucap Amin, baru-baru ini.
Amin juga mencatat bahwa saat ini kartu ATM lebih banyak dimiliki oleh generasi tua, sedangkan generasi muda cenderung beralih ke layanan mobile banking.
Di beberapa negara tetangga, penggunaan kartu ATM telah berkurang, dan beberapa bank telah mulai mengembangkan layanan mobile banking untuk menggantikan peran kartu ATM.
SVP Retail Deposit Products and Solution Bank Mandiri Evi Dempowati menambahkan, meskipun terdapat penurunan sebesar 1% dalam jumlah transaksi ATM yang menggunakan kartu secara tahunan (YoY), total transaksi melalui ATM masih mengalami peningkatan sebesar 64% YoY.
“Kartu ATM masih memiliki peran yang belum tergantikan, terutama dalam hal tarik tunai di luar negeri dan transaksi melalui EDC,” ucap Evi.
Sementara EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, dia melihat bahwa perluasan akses pembayaran digital seharusnya bersifat saling melengkapi dengan fasilitas seperti tarik tunai atau transfer melalui ATM.
Ini memungkinkan bank untuk menawarkan berbagai pilihan kepada nasabah sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam informasi tambahan, jumlah transaksi dengan ATM BCA mencapai 1,1 miliar selama semester pertama tahun 2023, dengan nilai transaksi yang masih terus meningkat sebesar 2,2% YoY menjadi Rp 1.148 triliun.
Ke depan, bank-bank akan terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan, termasuk regulator dan otoritas, untuk mempersiapkan layanan yang aman bagi nasabah dan untuk memperkuat ekosistem finansial mereka serta meningkatkan infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki. (Mds/*)