Mediaseruni.co.id, BEKASI – Percaya atau tidak, tapi ini benar terjadi di Bekasi, cerita rumah terhimpit hotel. Satu-satu akses adalah saluran air atau got lebar sekitar satu meter dengan panjang 30 meter.
Pemilik rumah pasutri lansia bernama Ngadenin (63) dan Nurhidayati (55) yang tinggal di Jatiwaringin, Pondokgede, Bekasi, Jabar. Setiap hari mereka harus melintasi got sepanjang 30 meter setiap kali keluar dari rumah.
Untuk itu, mereka pun punya sepatu bot agar kakinya tidak basah kena air got. Apalagi dasar got merupakan bebatuan licin, mereka pun harus berhati-hati kalau tak mau tergelincir.
Ketika musim hujan, rumah tersebut rentan terkena banjir dengan ketinggian mencapai 1,5 meter. Selama 3 tahun terakhir, Ngadenin dan istrinya tinggal di warung sate miliknya karena kondisi rumahnya seperti itu.
Memang, pihak hotel pernah menawarkan ganti rugi dengan harga awal Rp 5 juta per meter persegi, kemudian naik menjadi Rp 7 juta per meter persegi.
Namun, harga yang ditawarkan masih di bawah harga pasar. Ngadenin menolak tawaran tersebut karena rumah baru yang ditawarkan jauh dari tempat usahanya dan rawan banjir.
Mereka merasa bahwa kondisi rumahnya tidak layak huni dan mengharapkan rumah tersebut bisa dijual dengan harga pasaran saat ini. Jika tidak dijual, mereka bersedia dipindahkan ke tempat yang dekat dengan warung sate mereka.
Ngadenin dan kuasa hukumnya, Zaenal Abidin, berencana melakukan negosiasi harga tanah dengan pihak hotel. Mereka mengedepankan mediasi sebagai langkah pertama.
Tetapi juga siap mengajukan somasi atau gugatan jika tidak ada kesepakatan yang tercapai dalam waktu 12 hari.
Hal yang perlu mendapat perhatian adalah kasus ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh beberapa pemilik rumah di sekitar wilayah perkotaan yang terhimpit pembangunan properti.
Namun hal yang perlu digarisbawahi adalah pentingnya penyelesaian yang adil dan transparan dalam kasus seperti ini, dengan mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang terlibat.
Ke depannya, diharapkan bahwa penanganan kasus ini akan memberikan solusi yang baik bagi Ngadenin dan keluarganya, serta menjadi pembelajaran untuk semua pihak dalam menghadapi masalah serupa. (Mds)
Sumber Alakunews